5 Momen Politik Penting di Tahun 2011

Bagikan ke teman :
...
Bisnis forex adalah salah satu bisnis online yang sangat diminati saat ini ditengah wabah pandemi yang tak kunjung usai. Justru pandemi saat ini bisa menjadi opportunity bagi kita untuk mendapatkan peluang meraih penghasilan tambahan. Segera BUKA AKUN kamu dan isi depositmu dan mulai Trading sekarang !!! Cara Buka Akun | Cara Deposit


Tahun 2011 akan segera berlalu. Namun beberapa peristiwa politik penting masih layak disimak. Di antaranya tentang pencapresan Aburizal Bakrie, hingga reshuffle kabinet.

Berikut lima momen menting politik di Tanah Air :

1. Pencapresan Aburizal Bakrie dan Hatta Rajasa

Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dicalonkan oleh partai berlambang beringin itu melalui Rapimnas Golkar pada 26 Oktober lalu di Hotel Mercure, Ancol. Kala itu meski belum dilakukan pembahasan, Ical, begitu ia akrab disapa langsung diusung menjadi capres dari Partai Golkar.

Nanum, Ical belum sepenuhnya resmi diusung Golkar untuk capres 2014 mendatang. Partai Golkar baru akan mengumumkan secara resmi pencalonan Ical pada Rapimnas 2012.

Selain Ical, Ketua Umum Partai Amanat nasional (PAN) juga resmi diusung sebagai capres pada Rakernas PAN pada 10-11 Desember 2011 di PRJ Kemayoran. Hatta didukung penuh oleh setiap konstituennya di DPD seluruh Indonesia. 

Namun, ternyata Hatta masih malu-malu menyatakan kesiapannya menjadi Capres. Mantan Mensesneg ini selalu menjawab diplomatis saja saat ditanya kesanggupannya bertarung di 2014.

2. Reshuffle Kabinet

Presiden SBY resmi mengumumkan hasil reshuffle pada 18 Oktober 2011 di Istana Negara. Ada beberapa wajah baru yang hadir, di antaranya Amir Syamsuddin, Gita Wirjawan, Cicip Sutarjo, Dahlan Iskan, dan Djan faridz. Selain mengganti beberapa menteri, SBY juga menambah 13 orang untuk mengisi jabatan sebagai wakil menteri.

Perombakan kabinet ini sempat membuat Fadel Muhammad yang kala itu menjabat menjadi Menteri Kelautan dan Perikananan tidak terima dengan hasil reshuffle. Ia mempertanyakan pergantian posisinya diganti oleh koleganya di Partai Golkar, Cicip Sutarjo. 

Dalam reshuffle kabinet ini, SBY juga mengurangi jumlah menteri dari PD dan PKS. Pengurangan jumlah menteri ini sempat mencuatkan isu PKS akan keluar dari koalisi. Namun hingga kini, ancaman tersebut tidak terbukti.

3. Pengumuman Hasil Verifikasi Parpol

Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin telah mengumumkan hasil verifikasi partai politik yang memperoleh status badan hukum. Dari 14 partai yang mendaftar, hanya Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang lolos verifikasi.

13 Partai yang tidak lolos adalah Partai Demokrasi Pancasila, Partai Independen, Partai Indonesia Rakyat Bangkit, Partai Karya Republik (PAKAR), Partai Kekuatan Rakyat Indonesia, Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN), Partai Nasional Republik, Partai Penganut Thariqot Islam Negara Islam Indonesia, Partai Persatuan Nasional (PPN), Partai Republik Perjuangan, Partai Republik Satu, Partai Satria Piningit, Partai Serikat Rakyat Independen (SRI).

Partai SRI dan PKBN tidak terima dengan hasil keputusan yang diumumkan oleh Menkum HAM ini. Partai SRI yang mengusung Sri Mulyani sebagai capres ini menilai mereka sengaja dijegal untuk kepentingan politik semata, bukan persoalan admintrasi. Sementara PKBN menilai dasar Kemenkum HAM mengumumkan tidak lolosnya PKBN tidak jelas. 

4. Bergabungnya Hari Tanoesudibjo dengan NasDem

Secara mengejutkan, Pemilik grup media MNC Hary Tanoesudibjo memberanikan diri untuk terjun ke dunia politik. Hary Tanoe, begitu ia akrab disapa bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) sebagai ketua Dewan Pakar. 

Namun, bergabungnya Hary Tanoe ke dalam partai bentukan Surya Paloh ini bukan dianggap sebagai ancaman oleh partai Golkar dan PDIP. Bahkan, ketua umum Golkar Aburizal Bakrie menganggap Hari Tanoe tidak ada apa-apanya. "Keciiiiil," kata Ical sambil menjetikkan jari telunjuknya di sela-sela rapat Fraksi Golkar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10).

Senada dengan Ical, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo pun menganggap bergabungnya Hari Tanoe adalah hal yang biasa. "Saya kira bagus, dan tidak ada ancaman buat kita. Kita ingin membangun pers mendidik, bebas dan netral," ujar Tjahjo Kumolo kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2011).

5. SBY Tak Calonkan Ani Yudhoyono di Pilpres 2014

Nama Ibu Negara, Ani Yudhoyono sempat santer diberitakan akan diusung sebagai capres dari Partai Demokrat. Namun, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara tegas mengatakan bahwa Ibu Ani tidak akan maju sebagai Capres 2014. 

"100 Persen tidak ada niat dan rencana untuk itu," kata SBY dalam pidato 'Sarasehan Partai Demokrat' di PRJ Kemayoran, Jakpus, Kamis (15/12) lalu.

Hingga kini, partai berlambang bintang mercy ini masih enggan membuka siapa capres di pemilu 2014 mendatang. Ditemui berbagai kesempatan, PD berdalih masih akan fokus untuk terus berkarya.


http://www.detiknews.com/read/2011/12/31/230323/1803977/10/5-momen-politik-penting-di-tahun-2011

Pembaca kami juga menyukai