Ahmed Warfali, si pria itu, dilaporkan membanderol dengan 2 juta dolar (Rp18 miliaran) untuk cincin perak dan kemeja krem berkancing, yang berdarah setelah Qaddafi ditemukan oleh pemberontak dalam pipa drainase dekat rumahnya, Sirte. Ia saat itu diseret, dipukuli lalu ditembak dan dibunuh bersama anaknya Mutassim.
Harian Arab berbais di London, Alquds Alarabi melaporkan si Warfali meyakini ia bisa mendapat lebih dari harga yang dipatok saat ini jika ia berada di Eropa untuk menjual item tersebut. Sebuah gambar yang jelas merupakan cincin pada ArabsToday.net menampilkan sebuah cincin perak sederhana digrafir dengan tanggal saat Qaddafi menikahi istrinya, Safia, 10 September 1970.
Debat online muncul dan bereda mengenai etis atau tidak menjual barang-barang milik mantan diktator itu.
"Cincin itu bukan milik Qaddafi," salah satu orang menulis pada dinding Facebook untuk rakyat kota Zintan. "Itu uang Libya dan pria itu tak seharusnya menjual cincin tersebut."
Zintan adalah tempat di mana putra Qaddafi yang dulu diprediksi menjadi penerusnya, Saif al-Islam ditangkap oleh pasukan lokal. Tentara menahannya pada November lalu dan masih belum menyerahkan kepada pemerintah transisi atau Pengadilan Kriminal Internasional untuk pengadilan.
"Well, kamu bisa menjual Saif untuk 20 juta dolar, jika kamu tak ingin pria itu menjual cincin," tulis seorang lain di Facebook. "Cukup bertengkar soal barang milik," pinta orang lain.