Ada pemandangan lucu nan menggelikan ketika laga pamungkas Grup G antara Portugal kontra Ghana digelar di Estadio Nacional de Brasilia, Brasilia, Kamis (26/6/2014) malam.
Biasanya pemain sepak bola akan tarik-menarik baju untuk menghambat laju lawan. Namun kali ini yang ditarik adalah celana. Tidak tanggung-tanggung, saking kuatnya tarikan celana itu sampai memperlihatkan celana dalam yang menyelubungi bagian paling intim sang pemain.
Peristiwa memalukan ini terjadi sekitar menit 77. Saat itu striker Ghana, Jordan Ayew, sedang mencoba menembus pertahanan Portugal. Namun, salah seorang bek Portugal, William, tidak mau wilayah kekuasaanya dilewati begitu saja. Ia nekat melakukan apapun untuk merebut bola dari Ayew meskipun harus menarik celana lawan.
Hasil pertandingan ini sukses dimenangkan Portugal dengan 2-1. Sepasang gol Portugal tercipta dari Boye pada menit 30 (bunuh diri) dan Cristiano Ronaldo (80'). Ghana sempat memperkecil ketertinggalan melalui aksi Asamoah Gyan pada menit 57.
Sumber
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Foto-foto Gadis Cantik dan Seksi Yang Bertugas Memungut Bola
Para gadis cantik yang bertugas memungut bola, dalam turnamen tenis Miami Cup, yang berlangsung di Florida, AS akhir November kemarin.
Kehadiran gadis-gadis cantik pemungut bola di lapangan tenis membuat olahraga ini menjadi semakin menarik. Bisa dikatakan, mereka juga bagian dari pertunjukan.
Kehadiran gadis-gadis cantik pemungut bola di lapangan tenis membuat olahraga ini menjadi semakin menarik. Bisa dikatakan, mereka juga bagian dari pertunjukan.
5 Pesepakbola Penghobi Tato
Setelah golnya ke gawang Benfica berhasil menghantarkan Chelsea ke semifinal Liga Champions, Raul Meireles melepas seragam The Blues dan merayakan kemenangan dengan rekan-rekan setim.
Ada yang menarik dari Meireles. Tato naga di punggungnya sangat nyentrik. Wajar, dengan perpaduan warna merah dan hitam, naga tersebut membentang nyaris di seluruh punggung pemain asal Portugal tersebut.
Tato naga bergaya China tersebut bukanlah satu-satunya seni lukis tubuh yang ada di tubuh Meireles. Masih banyak tato lainnya yang menghiasi tubuh gelandang yang identik dengan rambut mohawk ini.
Seperti dilansir Daily Mail, Jumat (6/4), Meireles bukan seorang diri pemain sepakbola yang memiliki koleksi tato di tubuhnya. Berikut ini adalah beberapa pemain sepakbola yang terkenal gemar menato tubuhnya.
1. Daniel Agger
Tubuh bagian atas bek tangguh Liverpool tersebut nyaris seluruhnya dihiasi tato. Sebagai orang Denmark, Agger mendominasi punggungnya dengan tato mengenai bangsa Viking, nenek moyang orang-orang Skandinavia.
Pada punggungnya tersebut, Agger menempatkan tiga orang berhelm bangsa Viking sedang marah. Agger pun membubuhi sebuah frase dalam bahasa Latin, "Mors Certa, Hora Incerta" yang artinya kematian merupakan hal yang pasti, hanya waktunya saja yang tidak pasti. Di tengah lukisan tubuhnya itu juga terdapat sosok ksatria menyeramkan sedang duduk di atas sebuah kursi.
Agger juga memiliki sejumlah tato warna-warni di lengan kirinya. Di pergelangan kakinya, Agger menuliskan kalimat "Pain is temporary, victory is forever". Proses pembuatan tato cukup menyakitkan dan dari jumlah tato yang dimilikinya, Agger benar-benar memperlihatkan bahwa dirinya selalu menyesuaikan diri dengan rasa sakit.
2. David Beckham
Berbicara tato tidak akan terlepas dari nama mega bintang sepakbola, David Beckham. Ikon sepakbola Inggris tersebut kurang lebih memiliki 20 buah tato di sekujur tubuhnnya. Beckham menempatkan nama empat orang anaknya, Brooklyn, Romeo, Cruz, serta Harper di tubuhnya. Nama sang istri, Victoria, pun diabadikan Beckham dalam sebuah tato beraksara Hindu. Tak hanya itu, tubuh seksi Victoria juga dilukis di lengan kiri.
Namun, tampaknya tato malaikat pelindung di punggung atasnya merupakan tato yang paling identik dengan mantan pemain Manchester United, Real Madrid, dan AC Milan tersebut. Tato terakhir yang dibuat Beckham adalah tato kata 'Love' di tangan kirinya. Tato ini dibuat pada tahun 2011 lalu.
3. Djibril Cisse
Tubuh bagian atas pemain Queens Park Rangers ini hampir seluruhnya dihiasi tato. Deretan tato pemain asal Perancis ini terletak pada tato sayap hitam malaikat di punggungnya. Tato ini kemudian dilengkapi oleh sejumlah tato motif tribal, serta sejumlah tulisan yang didedikasikan untuk sejumlah orang terdekatnya. Uniknya, Cisse tidak memiliki sebiji pun tato dari perut ke bawah.
4. Stephen Ireland
Pemain bengal Aston Villa ini memang terkenal nyentrik. Ireland memiliki akuarium ikan hiu di rumahnya, sering memakai celana dalam Superman, serta menghias Range Rover hitamnya dengan velg berwarna pink.
Jadi, tak heran jika tato di tubuhnya juga unik. Pemain asal Irlandia ini memiliki dua tato sayap yang besar di punggungnya, lengkap dengan detail bulu. Tato sayap berwarna biru tersebut menutupi nyaris seluruh punggungnya.
5. Daniele De Rossi
Motor lini tengah AS Roma ini menempatkan gambar rambu peringatan kuning segitiga di betis kirinya. Pada rambu peringatan tersebut, De Rossi menempatkan dua figur siluet yang sedang berebut bola dalam suatu pertandingan. Salah satu figur, terlihat sedang melakukan sliding ke figur lainnya yang sedang membawa bola. Sliding tersebut mengarah ke tulang kering. (Tribunnews.com/deo)
The Hulk, Nissan GT-R Terkuat di Dunia
Mobil canggih Nissan GT-R memang tiada duanya. Tetapi kira-kira GT-R mana yang paling canggih saat ini? Jawabannya mungkin adalah Nissan GT-R hasil modifikasi dari bengkel asal Inggris Severnvalley Motorsport.
Mereka mengklaim berhasil membuat Nissan GT-R paling cepat di dunia. Dilansir autoevolution, jika GT-R standar diberi julukan Godzilla maka untuk GT-R paling cepat ini dinamai The Hulk.
Sesuai namanya, mobil ini dibaluri dengan warna hijau beraksen hitam di mana-mana.
Dalam tes kecepatan, Si Hulk berhasil mencatat angka kecepatan maksimum 351 km per jam. Padahal kecepatan itu didapat dengan ban biasa di sirkuit basah.
Di balik bonnetnya, mobil ini memiliki mesin V6 twin-turbo yang sudah dimodifikasi habis-habisan. Misalnya kit untuk meningkatkan kapasitas mesin dari 3.8 menuju 4.2 liter.
Nissan GT-R ini juga sudah dianugerahi dengan turbo besar dari Garrett, knalpot modifikasi, high-flow injectors, air intake and inlet manifold, dan ECU baru.
Hasilnya mesin memiliki 1.250 daya kuda. Melebihi tenaga mobil tercepat saat ini yakni Bugatti Veyron Super Sport yang mencapai 1.200 daya kuda.
Sumber
Inilah Kostum Anyar Barca
Meski musim pertandingan 2011-12 baru setengah jalan, kostum anyar Barcelona untuk musim depan sudah bocor. Adalah Sport, media yang berafiliasi langsung dengan Barcelona, yang pertama membeberkan kostum baru itu.
Disain kostum Barcelona musim depan, akan benar-benar berbeda dengan yang sekarang.
Perbedaan mencolok, adalah garis biru-merah yang selama ini terlihat dengan tegas berubah drastis menjadi gradasi. Warna merah di bagian tengah kini seolah menyatu dengan warna biru di bagian samping kostum.
Bagian kerah dan lengan dihiasi warna oranye. Sponsor kostum di bagian dada tetap diisi Qatar Foundation sementara logo Unicef diletakkan di bagian belakang bawah kostum. Di bagian depan juga tak ketinggalan emblem juara Club World Cup 2011.
Untuk kostum tandang, tampaknya Nike sebagai produsen masih senang dengan warna oranye. Warna ini juga dipakai sebagai kostum tandang pada musim 2006-07.Sepertinya halnya kostum utama, kostum tandang pun punya gradasi warna. Bedanya, letak gradasi oranye ada di bagian bawah bukan samping.
Kostum dengan gradasi warna ini diharapkan bisa menjadi tren setter kostum klub di musim depan. Dan Barcelona menjadi pionir dalam membuat desain kostum dengan gradasi warna tersebut.
10 Pelatih Sepakbola Paling Mahal se-Dunia
Pelatih berperan penting dalam kesuksesan tim sepak bola. Koran Italia La Gazzetta dello Sport mempublikasikan 10 pelatih sepak bola termahal di dunia. Di bawah ini adalah kesepuluh pelatih tersebut.
10. Arsene Wenger (4.8 juta euro per tahun)
Lahir di prancis 22 Oktober 1949. Merupakan rival abadi Fergusson baik di media maupun di lapangan hijau. Si Professor (julukannya) menjadi manager yang tergolong sukses membangun Arsenal menjadi sebuah tim yang kompeten baik di EPL maupun di liga Champions. Sangat handal dalam membina sejumlah pemain muda seperti Henry, Fabregas, dll.
9. Gus Hiddink (5 juta euro per tahun)
Lahir 8 November 1946 di Belanda. Tergolong pelatih yang telah banyak mengenyam asam garam. Berbagai klub serta negara telah merasakan sentuhan manis Hiddink. Salah satu prestasi fenomenalnya adalah membawa tim nasional Korea Selatan hingga semifinal di Piala Dunia 2002.
8. Louis Van Gaal (5.2 juta euro per tahun)
Lahir di Amsterdam, Belanda 8, agustus 1951. Memulai debut kepelatihaanya bersama Ajax Amsterdam dan meraih berbagai titel bersama klub ini. Ia sukses menjadikan generasi emas Ajax berjaya meraih tahta diantaranya liga champions pada 1994/95. Di periode 2000- 2002 ia sempat menangani tim Der Oranje namun dianggap gagal dan namanya sempat meredup. Di musim 2008/09 Van Gaal kembali menemukan sentuhanya ketika membawa AZ juara liga Belanda menggeser dominasi Ajax dan PSV selama ini. Kini ia kembali mencoba peruntungannya bersama Bayern Muenchen di Bundesliga.
7. Manuel Pellegrini ( 5.5 juta euro per tahun)
Lahir 16 September, 1953 di Chile. Karir kepelatihaannya banyak dihabiskan dengan mengangani sejumlah klub-klub di Amerika Latin. Namanya mulai naik daun saat berhasil menggenjot Villareal menjadi kuda hitam baik di kompetisi Eropa maupaun liga Spanyol hingga akhirnya kini ia direkrut oleh Real Madrid. Namun, karena dianggap gagal, ia pun dipecat klub raksasa itu.
6. Carlo Ancelotti (6 juta euro per tahun)
Lahir 10 Juni 1959 di Reggiolo Italia. Puncak karir kepelatihaanya ketika berhasil meraih berbagai piala bersama raksasa Italia, AC Milan. Ia pun tercatat sebagai salah satu orang yang berhasil meraih Liga Champions baik sebagai pemain ataupun pelatih. Ancelotti saat ini melatih klub Inggris, Chelsea.
5. Roberto Mancini (6 juta euro per tahun)
Lahir 27 ovember 1964 Ancona, Italia. Merupakan manager muda yang dianggap potensial. Sangat menyukai tipikal formasi menyerang. Namanya muncul di permukaan ketika menjadi asisten pelatih dari Sven Gorran Erricson saat di lazio. Setelah dianggap cukup sukses di lazio pada periode 2002-2004, ia pun akhirnya bergabung dengan raksasa Italia, Inter Milan. Saat ini ia melatih Manchester City.
4. Sir Alex Ferguson (7 juta euro per tahun)
Lahir 31 Desember 1941 di Glasgow, Skotlandia. Salah satu manager terbaik sepanjang masa. Merupakan tokoh penting dibalik berdirinya emperium raksasa Eropa, Manchester United.
3. Fabio Capello ( 11 juta euro per tahun)
Seorang manajer berkebangsaan Italia. Merupakan contoh pelatih bertangan dingin yang lebih mementingkan hasil ketimbang permainan. Ia sempat merasakan masa keemasan bersama AC Milan di periode 90-an dengan trio Belandanya.
2. Jose Mourinho ( 11 juta euro per tahun)
Lahir 26 January 1963, Maurinho terkenal dengan gayanya yang necis dan eksentrik yang kerap memancing kontroversi di media pers. Sebagai seorang pelatih muda Maurinho memang sudah kesohor akan kemampuannya dalam kejeniusannya menganalisa taktik permainan. Mulai muncul di permukaan saat meraih Liga champion 2004 bersama FC Porto dengan menaklukan AS Monaco 3-0 di final. Alhasil ia pun direkrut chelsea yang kala itu sedang dalam proses membangun emperium eropa bersama Abrahamovic-nya.
Salah Satu statement terkenal yang dilontarkanya ketika bergabung pertama kali dengan Chelsea adalah, "Jangan sebut aku arogan, tapi aku memang jawara Eropa, dan kupikir aku memang orang yang spesial".
1. Fellipe Scolari ( 16.6 juta euro per tahun)
Lahir 9 November 1948 di Passo Fundo, Rio Grande do Sul. Big Phil (julukannya) mulai menanjak karirnya semenjak berhasil membawa Ronaldo cs mengangkat trofi Piala Dunia 2002.
http://www.jelajahunik.us/2012/01/10-pelatih-sepakbola-termahal-di-dunia.html
10. Arsene Wenger (4.8 juta euro per tahun)
Lahir di prancis 22 Oktober 1949. Merupakan rival abadi Fergusson baik di media maupun di lapangan hijau. Si Professor (julukannya) menjadi manager yang tergolong sukses membangun Arsenal menjadi sebuah tim yang kompeten baik di EPL maupun di liga Champions. Sangat handal dalam membina sejumlah pemain muda seperti Henry, Fabregas, dll.
9. Gus Hiddink (5 juta euro per tahun)
Lahir 8 November 1946 di Belanda. Tergolong pelatih yang telah banyak mengenyam asam garam. Berbagai klub serta negara telah merasakan sentuhan manis Hiddink. Salah satu prestasi fenomenalnya adalah membawa tim nasional Korea Selatan hingga semifinal di Piala Dunia 2002.
8. Louis Van Gaal (5.2 juta euro per tahun)
Lahir di Amsterdam, Belanda 8, agustus 1951. Memulai debut kepelatihaanya bersama Ajax Amsterdam dan meraih berbagai titel bersama klub ini. Ia sukses menjadikan generasi emas Ajax berjaya meraih tahta diantaranya liga champions pada 1994/95. Di periode 2000- 2002 ia sempat menangani tim Der Oranje namun dianggap gagal dan namanya sempat meredup. Di musim 2008/09 Van Gaal kembali menemukan sentuhanya ketika membawa AZ juara liga Belanda menggeser dominasi Ajax dan PSV selama ini. Kini ia kembali mencoba peruntungannya bersama Bayern Muenchen di Bundesliga.
7. Manuel Pellegrini ( 5.5 juta euro per tahun)
Lahir 16 September, 1953 di Chile. Karir kepelatihaannya banyak dihabiskan dengan mengangani sejumlah klub-klub di Amerika Latin. Namanya mulai naik daun saat berhasil menggenjot Villareal menjadi kuda hitam baik di kompetisi Eropa maupaun liga Spanyol hingga akhirnya kini ia direkrut oleh Real Madrid. Namun, karena dianggap gagal, ia pun dipecat klub raksasa itu.
6. Carlo Ancelotti (6 juta euro per tahun)
Lahir 10 Juni 1959 di Reggiolo Italia. Puncak karir kepelatihaanya ketika berhasil meraih berbagai piala bersama raksasa Italia, AC Milan. Ia pun tercatat sebagai salah satu orang yang berhasil meraih Liga Champions baik sebagai pemain ataupun pelatih. Ancelotti saat ini melatih klub Inggris, Chelsea.
5. Roberto Mancini (6 juta euro per tahun)
Lahir 27 ovember 1964 Ancona, Italia. Merupakan manager muda yang dianggap potensial. Sangat menyukai tipikal formasi menyerang. Namanya muncul di permukaan ketika menjadi asisten pelatih dari Sven Gorran Erricson saat di lazio. Setelah dianggap cukup sukses di lazio pada periode 2002-2004, ia pun akhirnya bergabung dengan raksasa Italia, Inter Milan. Saat ini ia melatih Manchester City.
4. Sir Alex Ferguson (7 juta euro per tahun)
Lahir 31 Desember 1941 di Glasgow, Skotlandia. Salah satu manager terbaik sepanjang masa. Merupakan tokoh penting dibalik berdirinya emperium raksasa Eropa, Manchester United.
3. Fabio Capello ( 11 juta euro per tahun)
Seorang manajer berkebangsaan Italia. Merupakan contoh pelatih bertangan dingin yang lebih mementingkan hasil ketimbang permainan. Ia sempat merasakan masa keemasan bersama AC Milan di periode 90-an dengan trio Belandanya.
2. Jose Mourinho ( 11 juta euro per tahun)
Lahir 26 January 1963, Maurinho terkenal dengan gayanya yang necis dan eksentrik yang kerap memancing kontroversi di media pers. Sebagai seorang pelatih muda Maurinho memang sudah kesohor akan kemampuannya dalam kejeniusannya menganalisa taktik permainan. Mulai muncul di permukaan saat meraih Liga champion 2004 bersama FC Porto dengan menaklukan AS Monaco 3-0 di final. Alhasil ia pun direkrut chelsea yang kala itu sedang dalam proses membangun emperium eropa bersama Abrahamovic-nya.
Salah Satu statement terkenal yang dilontarkanya ketika bergabung pertama kali dengan Chelsea adalah, "Jangan sebut aku arogan, tapi aku memang jawara Eropa, dan kupikir aku memang orang yang spesial".
1. Fellipe Scolari ( 16.6 juta euro per tahun)
Lahir 9 November 1948 di Passo Fundo, Rio Grande do Sul. Big Phil (julukannya) mulai menanjak karirnya semenjak berhasil membawa Ronaldo cs mengangkat trofi Piala Dunia 2002.
http://www.jelajahunik.us/2012/01/10-pelatih-sepakbola-termahal-di-dunia.html
9 Cara Cepat SixPack Dirumah
1. Knee Ups
2. Leg Raises |
3. Cycles |
4. Reverse Crunch |
5. Leg On Coach Crunches |
6. Hip Trust |
7. Cross Crunch |
8. Reach and Touch |
9. Cross leg reverse crunch
sumber: kaskus.us
Klub Peserta Liga Primer Indonesia (LPI)
Melalui jalan berliku akhirnya Liga Primer Indonesia akan bergulir pada Sabtu, 8 Januari 2011. Sebanyak 19 klub sudah memastikan diri mengikuti kompetisi yang digagas oleh pengusaha Arifin Panigoro tersebut.
Dari 19 klub tersebut, tiga klub di antaranya sudah tidak asing lagi di ranah sepak bola Indonesia. PSM Makassar, Persibo Brojonegoro, dan Persema Malang memilh hengkang dari Liga Super Indonesia demi menuju klub yang lebih profesional tanpa menggantungkan dana APBD.
Lalu bagaimana dengan 16 klub lainnya? Berikut profil klub peserta LPI, seperti rilis yang diedarkan LPI:
1. Aceh United
Persebakbolaan di Kota Banda Aceh kembali hidup dengan kehadiran Aceh United sebagai salah satu peserta Liga Primer Indonesia. Banda Aceh memiliki potensi besar karena banyak tersedia bakat-bakat pemain muda dan suporter sepak bola yang aktif. Adalah Aceh United yang akan menampung bakat-bakat pemain muda Banda Aceh untuk berprestasi dan memberikan tontonan menghibur kepada para suporter.
Stadion: Harapan Bangsa, Banda Aceh (kapasitas 40.000)
Pelatih: Lionel Charbonnier (Perancis).
Persebakbolaan di Kota Banda Aceh kembali hidup dengan kehadiran Aceh United sebagai salah satu peserta Liga Primer Indonesia. Banda Aceh memiliki potensi besar karena banyak tersedia bakat-bakat pemain muda dan suporter sepak bola yang aktif. Adalah Aceh United yang akan menampung bakat-bakat pemain muda Banda Aceh untuk berprestasi dan memberikan tontonan menghibur kepada para suporter.
Stadion: Harapan Bangsa, Banda Aceh (kapasitas 40.000)
Pelatih: Lionel Charbonnier (Perancis).
2. Bali De Vata
Bali tercatat pernah memiliki tim-tim yang bermain di pentas sepak bola nasional seperti pada era Liga Sepak Bola Utama (Galatama) tahun 1980-an dan Liga Divisi Utama pada tahun 2000-an. Kini Liga Primer Indonesia bertekad membawa semangat Bali dalam revolusi sepak bola nasional melalui klub Bali De Vata.
Stadion: Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (kapasitas 25.000)
Pelatih: Willy Scheepers (Belanda)
Bali tercatat pernah memiliki tim-tim yang bermain di pentas sepak bola nasional seperti pada era Liga Sepak Bola Utama (Galatama) tahun 1980-an dan Liga Divisi Utama pada tahun 2000-an. Kini Liga Primer Indonesia bertekad membawa semangat Bali dalam revolusi sepak bola nasional melalui klub Bali De Vata.
Stadion: Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (kapasitas 25.000)
Pelatih: Willy Scheepers (Belanda)
3. Bandung FC
Bandung selalu memiliki klub-klub yang berprestasi di kancah sepak bola nasional. Setelah Persib dan Maung Bandung Raya, kini muncul Bandung FC sebagai klub sepak bola baru di Bandung, tentunya, semakin mengharumkan nama Kota Kembang ini. Kekuatan klub muda ini langsung terlihat dalam laga pramusim kompetisi dan memiliki harapan besar di arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Siliwangi, Bandung (kapasitas 25.000)
Pelatih: Nandar Iskandar (Indonesia)
Bandung selalu memiliki klub-klub yang berprestasi di kancah sepak bola nasional. Setelah Persib dan Maung Bandung Raya, kini muncul Bandung FC sebagai klub sepak bola baru di Bandung, tentunya, semakin mengharumkan nama Kota Kembang ini. Kekuatan klub muda ini langsung terlihat dalam laga pramusim kompetisi dan memiliki harapan besar di arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Siliwangi, Bandung (kapasitas 25.000)
Pelatih: Nandar Iskandar (Indonesia)
4. Batavia Union
Mewakili Kota Jakarta, Batavia Union merupakan klub baru dengan materi pemain-pemain yang andal dan berpengalaman menggeluti liga nasional. Meski baru, klub ini telah memiliki basis suporter yang setia dan bersemangat. Klub ini juga merupakan salah satu klub yang bersinar pada laga pramusim kompetisi LPI.
Stadion: Tugu, Jakarta (kapasitas 20.000)
Pelatih: Roberto Bianchi (Brasil)
Mewakili Kota Jakarta, Batavia Union merupakan klub baru dengan materi pemain-pemain yang andal dan berpengalaman menggeluti liga nasional. Meski baru, klub ini telah memiliki basis suporter yang setia dan bersemangat. Klub ini juga merupakan salah satu klub yang bersinar pada laga pramusim kompetisi LPI.
Stadion: Tugu, Jakarta (kapasitas 20.000)
Pelatih: Roberto Bianchi (Brasil)
5. Bogor Raya
Klub yang dikenal dengan julukan “Laskar Kujang” ini berisikan manajemen muda yang kreatif dan penuh semangat. Klub ini juga membuat kejutan dengan mendatangkan mantan pemain River Plate, Diego Bogado, gelandang sayap asal Argentina berusia 24 tahun. Bogor Raya optimistis dapat mengubah persepakbolaan Indonesia melalui semangat generasi muda.
Stadion: Persikabo, Bogor (kapasitas 15.000) dan Pajajaran, Bogor (kapasitas 12.000)
Pelatih: John Arwandi (Indonesia)
Klub yang dikenal dengan julukan “Laskar Kujang” ini berisikan manajemen muda yang kreatif dan penuh semangat. Klub ini juga membuat kejutan dengan mendatangkan mantan pemain River Plate, Diego Bogado, gelandang sayap asal Argentina berusia 24 tahun. Bogor Raya optimistis dapat mengubah persepakbolaan Indonesia melalui semangat generasi muda.
Stadion: Persikabo, Bogor (kapasitas 15.000) dan Pajajaran, Bogor (kapasitas 12.000)
Pelatih: John Arwandi (Indonesia)
6. Cendrawasih Papua
Cendrawasih FC lahir dari klub Kontiki FC, yang merupakan binaan para mantan pemain Persipura yang tergabung dalam Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP). Papua sendiri dikenal sebagai ladang bakat-bakat muda pemain sepak bola Indonesia dan secara konsisten melahirkan pemain-pemain bintang.
Stadion: Mandala, Jayapura (kapasitas 30.000)
Pelatih: Uwe Erkebrecher (Jerman)
Cendrawasih FC lahir dari klub Kontiki FC, yang merupakan binaan para mantan pemain Persipura yang tergabung dalam Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP). Papua sendiri dikenal sebagai ladang bakat-bakat muda pemain sepak bola Indonesia dan secara konsisten melahirkan pemain-pemain bintang.
Stadion: Mandala, Jayapura (kapasitas 30.000)
Pelatih: Uwe Erkebrecher (Jerman)
7. Jakarta 1928
Jakarta 1928 merupakan salah satu klub yang unik di pentas Liga Primer Indonesia. Klub ini membawa semangat perubahan yang diusung Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ), salah satu klub sepak bola yang menjadi bagian perjuangan di masa penjajahan dulu. Semangat yang sama selama ini bersemayam di klub Persija Jakarta.
Stadion: Lebak Bulus (kapasitas 25.000)
Pelatih: Bambang Nurdiansyah (Indonesia)
Jakarta 1928 merupakan salah satu klub yang unik di pentas Liga Primer Indonesia. Klub ini membawa semangat perubahan yang diusung Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ), salah satu klub sepak bola yang menjadi bagian perjuangan di masa penjajahan dulu. Semangat yang sama selama ini bersemayam di klub Persija Jakarta.
Stadion: Lebak Bulus (kapasitas 25.000)
Pelatih: Bambang Nurdiansyah (Indonesia)
8. Kabau Padang
Kabau Padang lahir dari inspirasi kemandirian yang telah dibangun oleh klub sepak bola mandiri Cement Padang. Melalui persiapan yang cenderung tertutup, Kabau Padang akan menyajikan gebrakan-gebrakan di dalam arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Agus Salim, Padang (kapasitas 28.000)
Pelatih: Divaldo Alves (Portugal)
9. Ksatria XI Solo FC
Kota Solo memiliki sejarah panjang dan membanggakan dalam persepakbolaan Indonesia. Klub asal Kota Solo, Persis, pernah mendominasi kompetisi sepak bola Indonesia pada era 1930-an sampai 1950-an. Kemudian, di kancah Galatama, Arseto Solo juga pernah sekali juara. Namun, belakangan, nama Solo seakan tenggelam di pentas sepak bola nasional dan Jawa Tengah. Kini, Solo FC siap membawa Solo kembali berjaya di pentas nasional melalui Liga Primer Indonesia.
Stadion : Manahan, Solo (kapasitas 24.000)
Pelatih: Branko Babic (Serbia)
Kabau Padang lahir dari inspirasi kemandirian yang telah dibangun oleh klub sepak bola mandiri Cement Padang. Melalui persiapan yang cenderung tertutup, Kabau Padang akan menyajikan gebrakan-gebrakan di dalam arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Agus Salim, Padang (kapasitas 28.000)
Pelatih: Divaldo Alves (Portugal)
9. Ksatria XI Solo FC
Kota Solo memiliki sejarah panjang dan membanggakan dalam persepakbolaan Indonesia. Klub asal Kota Solo, Persis, pernah mendominasi kompetisi sepak bola Indonesia pada era 1930-an sampai 1950-an. Kemudian, di kancah Galatama, Arseto Solo juga pernah sekali juara. Namun, belakangan, nama Solo seakan tenggelam di pentas sepak bola nasional dan Jawa Tengah. Kini, Solo FC siap membawa Solo kembali berjaya di pentas nasional melalui Liga Primer Indonesia.
Stadion : Manahan, Solo (kapasitas 24.000)
Pelatih: Branko Babic (Serbia)
10. Manado United
Manado United merupakan klub sepak bola yang sudah cukup lama berdiri di Manado. Masyarakat di Manado sendiri sangat menantikan kehadiran dan selalu mendukung klub sepak bola yang dapat berprestasi dari daerahnya. Fokus Manado United adalah pengembangan pemain lokal. Diperkuat oleh mantan pemain-pemain Persma Manado, Manado United siap berprestasi pada musim kompetisi Liga Primer Indonesia.
Stadion: Klabat, Manado (kapasitas 20.000)
Pelatih: Muhammad Al-Hadad
Manado United merupakan klub sepak bola yang sudah cukup lama berdiri di Manado. Masyarakat di Manado sendiri sangat menantikan kehadiran dan selalu mendukung klub sepak bola yang dapat berprestasi dari daerahnya. Fokus Manado United adalah pengembangan pemain lokal. Diperkuat oleh mantan pemain-pemain Persma Manado, Manado United siap berprestasi pada musim kompetisi Liga Primer Indonesia.
Stadion: Klabat, Manado (kapasitas 20.000)
Pelatih: Muhammad Al-Hadad
11. Medan Bintang
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digandrungi masyarakat Medan. Sejumlah klub-klub sepak bola sempat mengukir prestasi di kancah nasional dan internasional. Adalah Medan Bintang, klub baru yang mendapat dukungan sejumlah elemen. Medan Bintang berambisi mengangkat dan membesarkan prestasi Kota Medan.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Rene van Eck (Belanda)
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digandrungi masyarakat Medan. Sejumlah klub-klub sepak bola sempat mengukir prestasi di kancah nasional dan internasional. Adalah Medan Bintang, klub baru yang mendapat dukungan sejumlah elemen. Medan Bintang berambisi mengangkat dan membesarkan prestasi Kota Medan.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Rene van Eck (Belanda)
12. Medan Chiefs
Medan Chiefs lahir dari semangat klub sepak bola Pro Titan yang memang sudah tidak lagi mengandalkan APBD. Pro Titan sudah lama bergelut di kancah sepak bola nasional sebagai klub yang mandiri. Semangat perjuangan klub sepak bola dari Medan tersebut akan berkembang melalui Medan Chiefs.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Joerg Steinebruner (Jerman)
Medan Chiefs lahir dari semangat klub sepak bola Pro Titan yang memang sudah tidak lagi mengandalkan APBD. Pro Titan sudah lama bergelut di kancah sepak bola nasional sebagai klub yang mandiri. Semangat perjuangan klub sepak bola dari Medan tersebut akan berkembang melalui Medan Chiefs.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Joerg Steinebruner (Jerman)
13. Persebaya
Persebaya memiliki sejarah panjang dalam persebakbolaan nasional Indonesia. Klub ini sempat meraih prestasi gemilang ketika klub-klub Perserikatan dan Galatama bersatu dalam Liga Indonesia (1994) dan meraih gelar juara pada tahun 1997 dan 2005. Kini Persebaya membuka lembaran baru untuk menorehkan prestasi di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya (kapasitas 35.000)
Pelatih: Aji Santoso (Indonesia)
Persebaya memiliki sejarah panjang dalam persebakbolaan nasional Indonesia. Klub ini sempat meraih prestasi gemilang ketika klub-klub Perserikatan dan Galatama bersatu dalam Liga Indonesia (1994) dan meraih gelar juara pada tahun 1997 dan 2005. Kini Persebaya membuka lembaran baru untuk menorehkan prestasi di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya (kapasitas 35.000)
Pelatih: Aji Santoso (Indonesia)
14. Persema Malang
Persema memiliki visi untuk memajukan persebakbolaan Indonesia. Berkat visi tersebutlah, Persema memilih untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia. Saat ini Persema telah memiliki tim yang sangat tangguh dan memiliki peluang besar di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gajayana, Malang (kapasitas 30.000)
Pelatih: Timo Scheuneman (Jerman)
Persema memiliki visi untuk memajukan persebakbolaan Indonesia. Berkat visi tersebutlah, Persema memilih untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia. Saat ini Persema telah memiliki tim yang sangat tangguh dan memiliki peluang besar di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gajayana, Malang (kapasitas 30.000)
Pelatih: Timo Scheuneman (Jerman)
15. Persibo
Tim “Laskar Angling Dharma” ini berdiri pada 12 Maret 1949 dan merupakan juara Divisi Utama musim 2009-1010. Dengan prestasi tersebut, klub ini siap menoreh lembaran sejarah baru di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Letjen Haji Sudirman, Bojonegoro (kapasitas 15.000)
Pelatih: Sartono Anwar
Tim “Laskar Angling Dharma” ini berdiri pada 12 Maret 1949 dan merupakan juara Divisi Utama musim 2009-1010. Dengan prestasi tersebut, klub ini siap menoreh lembaran sejarah baru di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Letjen Haji Sudirman, Bojonegoro (kapasitas 15.000)
Pelatih: Sartono Anwar
16. PS Makassar
Klub ini merupakan hasil merger dari PSM dengan Makassar City. Berbekal pengalaman di sepak bola nasional, PS Makassar adalah salah satu tim yang memiliki potensi besar di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora Andi Mattalata, Makassar (15.000)
Pelatih: Wilhelmus Wim Rijsberger (Belanda)
Klub ini merupakan hasil merger dari PSM dengan Makassar City. Berbekal pengalaman di sepak bola nasional, PS Makassar adalah salah satu tim yang memiliki potensi besar di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora Andi Mattalata, Makassar (15.000)
Pelatih: Wilhelmus Wim Rijsberger (Belanda)
17. Real Mataram
Gairah sepak bola Yogyakarta kembali bersinar dengan hadirnya klub Real Mataram. Nama Real Mataram akan mewakili semangat dan kekuatan Kerajaan Mataram yang mendapat dukungan besar dari masyarakat Yogyakarta. Berbekal pemain-pemain berpengalaman, klub ini merupakan salah satu yang terkuat.
Stadion: Maguwoharjo, Yogyakarta (kapasitas 30.000)
Pelatih: Jose Basualdo (Argentina)
Gairah sepak bola Yogyakarta kembali bersinar dengan hadirnya klub Real Mataram. Nama Real Mataram akan mewakili semangat dan kekuatan Kerajaan Mataram yang mendapat dukungan besar dari masyarakat Yogyakarta. Berbekal pemain-pemain berpengalaman, klub ini merupakan salah satu yang terkuat.
Stadion: Maguwoharjo, Yogyakarta (kapasitas 30.000)
Pelatih: Jose Basualdo (Argentina)
18. Semarang United
Klub yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, ini sengaja disiapkan khusus untuk mengikuti Liga Primer Indonesia. Klub yang digagas oleh Novel Al Bakrie ini mendapat dukungan luas dari masyarakat sepak bola Kota Semarang. Semarang United akan menjadi salah satu klub yang paling disegani di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Jatidiri, Semarang (kapasitas 25.000)
Pelatih: Edy Paryono (Indonesia)
Klub yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, ini sengaja disiapkan khusus untuk mengikuti Liga Primer Indonesia. Klub yang digagas oleh Novel Al Bakrie ini mendapat dukungan luas dari masyarakat sepak bola Kota Semarang. Semarang United akan menjadi salah satu klub yang paling disegani di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Jatidiri, Semarang (kapasitas 25.000)
Pelatih: Edy Paryono (Indonesia)
19. Tangerang Wolves
Semangat pendukung sepak bola di Tangerang tidak dapat diragukan lagi. Keberadaan Tangerang United di kota industri ini diharapkan dapat meningkatkan geliat dan semangat persepakbolaan lokal. Dipimpin oleh pelatih yang jeli akan bakat-bakat muda, klub ini yakin dapat memperoleh tempat tersendiri di hati para pecinta sepak bola Indonesia.
Stadion: Benteng (kapasitas 25.000) Pelatih: Paulo Camargo (Brasil). Sumber : bola.kompas.com
Semangat pendukung sepak bola di Tangerang tidak dapat diragukan lagi. Keberadaan Tangerang United di kota industri ini diharapkan dapat meningkatkan geliat dan semangat persepakbolaan lokal. Dipimpin oleh pelatih yang jeli akan bakat-bakat muda, klub ini yakin dapat memperoleh tempat tersendiri di hati para pecinta sepak bola Indonesia.
Stadion: Benteng (kapasitas 25.000) Pelatih: Paulo Camargo (Brasil). Sumber : bola.kompas.com
LPI Akan Dibuka Walikota Solo
Liga Primer Indonesia (LPI) akan resmi digelar pada Sabtu (8/1/2011) sore WIB. Acara tersebut akan dibuka oleh Walikota Solo, Joko Widodo.
Acara lebih dahulu diawali dengan serangkaian seremonial yang melibatkan sekitar seribu penari di Stadion Manahan.
Setelahnya, Joko direncanakan membuka LPI dengan cara melakukan tendangan pertama sebelum kick offantara Solo FC kontra Persema Malang.
“LPI akan dibuka oleh Walikota Solo, bapak Joko Widodo,” papar Abi Hasantoso, juru bicara LPI saat berbincang dengan detikSport, Jumat (7/1).
LPI pun kabarnya turut mengundang Presiden SBY dan Menpora Andi Mallarangeng. Namun hingga berita kini, belum ada keputusan apakah kedua tokoh itu dapat hadir. (detiksport.com)
Sejarah Kembali Diukir di Solo
Lebih dari enam dekade silam, kota Solo menjadi tempat berlangsungnya peristiwa bersejarah bagi olahraga Indonesia. Kini Kota Bengawan siap mengulang hal tersebut.
September 1948, kota Solo menjadi tuan rumah gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) edisi pertama. Di balik gelaran olahraga itu, juga ada sebuah misi untuk menunjukkan bahwa Indonesia masih tetap eksis, masih tetap ada meski ketika itu masih terus berada di bawah ancaman Belanda.
Sabtu (8/1/2011) atau lebih dari enam dekade setelah PON I, sebuah sejarah dalam bidang olahraga siap kembali diukir dari kota Solo. Sore nanti Liga Primer Indonesia akan dimulai dan ditandai dengan laga antara tuan rumah Solo FC kontra Persema Malang.
“Laga besok merupakan era baru. Kompetisi baru dihadirkan untuk membenahi Indonesia. Ini momentum sepakbola Indonesia menuju pro,” kata CEO Solo FC Kesit B. Handoyo dalam jumpa pers jelang laga perdana LPI di Hotel Novotel, Solo, Jumat (7/1/2011) sore WIB.
Kesit mengatakan bahwa faktor sejarah menjadi salah satu pertimbangan pemilihan Solo sebagai tuan rumah laga perdana LPI, selain soal fasilitas dan juga publik di kota Bengawan ini.
“Di waktu lalu Solo pernah menjadi saksi sejarah PON I. Presidennya Soekarno juga tendang bola di sini (PON I). Kota ini memiliki history, kadang sesuatu yang lahir dari sini bisa menjadi besar. Mudah-mudahan dengan ridho yang di atas LPI bisa menjadi besar. Tujuan kita hanya agar bola Indonesia lebih baik, tidak ada yang lain,” kata dia.
Yang jelas laga antara Solo FC kontra Persema Malang esok bukan sekadar dari pertandingan sepakbola biasa. Ada sebuah sejarah, ada sebuah awal yang dimulai di sini.
“Pertandingan besok more than a game. Menandai era baru supaya sepakbola industri maju. Sudah sepantasnya klub sepakbola mendanai diri sendiri agar sepakbola Indonesia semakin maju,” tandas pelatih Persema Malang Timo Scheunemann.
LPI Era Baru Industri Sepak Bola Indonesia
LPI bergulir perdana di Solo antara Persema dengan Solo FC dengan menyebar 19.500 tiket masuk Stadion Manahan. Chairman LPI Arifin Panigoro mengatakan, LPI merupakan era baru industri sepak bola Indonesia. LPI adalah liga reformasi yang memandirikan klub-klub menuju industri sepak bola di Indonesia.
LPI mendorong sepak bola sebagai lahan bisnis yang menguntungkan sehingga menarik perusahaan perusahaan besar untuk terlibat di dalamnya. Selain itu, Arifin juga yakin selain kemajuan industri, LPI dapat meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia. Seperti, diketahui sudah dua puluh tahun ini sepak bola Indonesia tanpa prestasi yang membanggakan.
Menurut dia, prestasi tertinggi yang diperoleh antara lain medali emas SEA Game 1991 Manila, Filipina. Setelah itu, hanya mendapatkan kegagalan demi kegagalan termasuk turnamen AFF Cup 2010.
Hal tersebut, kata dia, faktor utamanya penurunan prestasi penyebabnya di antaranya, buruknya kompetisi sepak bola di Tanah Air yang kehilangan kredibilitas, tak adanya pembinaan usia muda yang berjenjang dan berkelanjutan.
Bahkan, lanjut dia, banyak club yang dibiayai dengan membebankan melalui APBD. “Sepak bola profesional tidak boleh dengan menggunakan uang rakyat atau APBD,” katanya.
Ia menjelaskan, lahirnya LPI ini bentuk pelaksanaan hasil Konggres Sepak bola Nasional (KSN) yang berlangsung di malang, Jawa Timur pada Maret 2010. Hasilnya sudah diterima oelh seluruh stakeholders sepak bola nasional bertujuan membantu perbaikan prestasi persebakbolaan Indonesia.
Selain itu, LPi akan menggunakan wasit asing dari berbagai negara berkualitas FIFA, pemain ketrampilan tinggi, dan pelatih ternama. Hal itu, untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Kompetisi sepak bola LPI yang akan digelar mulai di Solo, Sabtu (8/1) akan diikuti sebanyak 19 klub dari berbagai daerah di Indonesia. (republika.co.id)
500 Artis Menginap di Stadion Manahan Solo
Datang menggunakan sembilan bus angkutan berisi 500 artis (seniman) tari dan musik, Endah Pertiwi, Sekretaris Club Topeng Ireng, Magelang, mewakili rombongan mengaku tidur di Stadion Manahan Solo hingga acara pembukaan Liga Primer Indonesia (LPI) resmi dibuka, Sabtu, (8/1/2011).
“Berangkat dari Magelang sekitar pukul 16.00 WIB. Kami bersama rombongan berangkat dari ke Manahan,” kata Endah ditemui Tribun di Stadion Manahan, Jumat, (7/1/2011), malam.
Mengenakan jumper warna hijau, Endah tampak mengawasi rombongan yang sedang gladi resik di pinggir lapangan. Ratusan orang itu sedang membentuk formasi melingkar sepanjang arena lari Stadion.
Di sisi sebelah kiri Endah berdiri, alat tabuh gendang dan tumpukan topeng ireng berderet di tepi rumput lapangan sebelah podium utama.
“Kami tidur di sini karena memang tidak ada tempat yang muat menampung orang segini banyak,”jelasnya.
Di depan Endah yang berdiri di sebelah lima perempuan di bangku tempat pemain sepakbola. Sebanyak 100 pemain musik sedang menyiapkan intrumen di panggung.
“Pemain topeng ireng berjumlah 400 orang, sedang 100 orang pemain musik pengiring, semua dari Magelang,”terangnya.
Di sela gladi bersih yang dilakukan Tim Topeng Ireng, suara koreografer panitia terdengar memberikan perintah untuk melakukan gerakan melingkar. Tiga orang lelaki sibuk bergerak ke sana ke mari mengatur gerakan penari agar sesuai keinginan.
“Gerakan tetap seperti rencana kemarin, isi ruang kosong yang belum terisi” kata Handoyo, satu dari 3 koreografer.
Gerak gemulai tarian ditambah tabuhan alat musik membuat gerakan tari terlihat menarik. Sesaat musik berhenti kemudian terdengar teriakan suara keras.
“LPI yesssss….Solo Yessss, LPI yesssss…Solo Yessssss,” teriak ratusan penari bergemuruh di Stadion Manahan. (bola.kompas.com)
12 Pelatih Asing di Liga Primer Indonesia
Setelah mendapat lampu hijau dari Badan Olahraga Profesional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, Liga Primer Indonesia bergulir mulai Sabtu nanti. Sebanyak 19 klub telah menyatakan kesiapannya berlaga di Liga Primer Indonesia.
Liga Primer Indonesia dianggap sebagai breakaway league yaitu kompetisi baru yang mandiri, termasuk bebas dari campur tangan PSSI, dengan pengelolaan yang bisa menguntungkan klub. Inggris pernah melakukannya pada 1992 dan kini Liga Primer Inggris menjadi kompetisi paling terkenal di dunia.
Selain para pemain bintang, Liga Primer Indonesia menyajikan perang taktik para pelatih. Liga Primer Indonesia menyuguhkan perpaduan para pelatih lokal maupun asing. Sebanyak 12 pelatih asing akan bersaing dengan tujuh pelatih lokal di Liga Primer Indonesia Siapa saja pelatih asing tersebut? Berikut daftarnya:
1. Aceh United
Pelatih : Lionel Charbonnier (Prancis)
Mantan kiper ketiga tim nasional Prancis di Piala Dunia 1998 ini banting setir menjadi pelatih usai gantung sepatu. Saat menjadi direktur teknik federasi sepak bola Tahiti, Lionel Charbonnier mengantarkan timnas U-20 negara di kepulauan Karibia tersebut ke Piala Dunia FIFA U-20 tahun 2009. Kini publik Indonesia akan menyaksikan langsung keandalan pemain juara dunia ini menangani tim peserta LPI yang bermarkas di ujung paling barat nusantara, Aceh United.
2. Bali De Vata
Pelatih : Willy Scheepers (Belanda)
Pelatih asal Belanda Willy Scheepers dipercaya menangani Bali De Vata. Sebelum mampir di kawasan wisata ternama dunia ini, Scheepers tercatat sebagai juru latih klub-klub Eropa, seperti FC Oberwinterthur, FC Kreuzlingen, dan APEP Pitsilia. Jabatan teknis terakhir yang dipegang Scheepers adalah menjadi direktur teknik di liga utama Siprus.
3. Batavia Union
Pelatih : Roberto Bianchi (Brasil)
Pelatih asal Brasil pemegang paspor Spanyol ini mengantongi sertifikat UEFA PRO pada 2006. Pernah melatih Zamora FC, Roberto Bianchi juga lama berkecimpung di Ciuded de Muscia, Mato Grosso de Sul, Bullense, dan Beijing Guoan FC. Kini Beto melangkah bersama Batavia Union.
4. Cendrawasih Papua
Pelatih : Uwe Erkebrecher (Jerman)
Pelatih asal Jerman ini pernah menangani klub Eropa seperti tim Jerman FC Koln Jugend, FC Carl Zeiss Jena, dan beberapa klub divisi II di Jerman. Dengan pengalaman melatihnya di berbagai klub, Uwe Erkebrecher ingin menjadi bagian dari perubahan sepak bola Indonesia dengan melatih tim Cendrawasih Papua.
5. Kabau Padang
Pelatih : Divaldo Alves (Portugal)
Sebelum melatih Kabau Padang, Divaldo Alves berpengalaman menangani tim-tim di Thailand, Malaysia, dan Hong Kong. Bahkan tahun 2009 lalu Alves pernah melatih Persijap Jepara. Sebagai modal utama mengarungi kiprah kepelatihan di Indonesia, Alves membawa serta pengalaman mengikuti pendidikan fisik dan olahraga di Portugal dan memegang sertifikat pelatih UEFA A-Level.
6. Ksatria XI Solo
Pelatih : Branko Babic (Serbia)
Pelatih asal Serbia berusia 63 tahun itu pernah melatih OFK Beograd tahun 2004-05 dan kini menapaj di Ksatria XI Solo. Selain itu, Branko Babic juga pernah melatih tim di beberapa negara seperti di Jepang dan Montenegro. Sebagai pemain, Babic pernah memperkuat klub Jerman Beringen FC tahun 1975-1976.
7. Makassar City
Pelatih : Michael Feichtenbeiner (Jerman)
Michael Feichtenbeiner pernah menjadi managing director Bundesliga divisi dua dan pernah pula melatih klub Malaysia, Selangor MPPJ, dan kini di Makassar City. Pelatih asal Jerman ini merupakan pemegang sertifikat pelatih UEFA Pro Coach Licence.
8. Medan Bintang
Pelatih : Rene Van Eck (Belanda)
Rene Van Eck banyak mencicipi pengalaman bermain di sejumlah klub Eropa, seperti Excelsior Rotterdam, FC Den Bosch, FC Nuremberg, FC Wintherthur, SC Kriens, dan FC Lucerne. Gantung sepatu sebagai pemain, Van Eck langsung beralih menjadi pelatih. Setelah meraih sertifikat UEFA Pro Coach Licence, pria asal Belanda ini melatih klub Jerman, Carl Zeiss Jena, dan kini di Medan Bintang.
9. Medan Chiefs
Pelatih : Jorg Steinebruner (Jerman)
Sepak bola Asia bukan barang baru bagi Jorg Steinebruner. Pelatih asal Jerman ini berpengalaman melatih sejumlah klub Singapura, seperti Woodland Wellington, Sengkang Punggol, dan Etoile. Mulai 2011, Steinebruner menguji kepiawaian beradu taktik di persepakbolaan Indonesia bersama Medan Chiefs.
10. Persema
Pelatih : Timo Scheuneman (Jerman)
Pelatih kelahiran Jerman yang fasih berbahasa Indonesia ini pernah bermain di klub college Amerika Serikat, Master Mustangs, dan pada 1997 menjadi pemain Persiba Balikpapan. Setelah itu, Indonesia seakan menjadi tanah air bagi Timo. Memegang lisensi kepelatihan UEFA A sejak 2007, Timo pernah dipercaya menangani timnas sepak bola putri Indonesia di SEA Games 2008 dan Persema sejak 2010 ini.
11. Real Mataram
Pelatih : Jose Basualdo (Argentina)
Jose Basualdo pernah mencicipi Piala Dunia 1990 dan 1994 semasa masih bermain membela timnas Argentina. Usai gantung sepatu, Basualdo menangani klub Ekuador, Deportivo Quito. Setelahnya, Basualdo menangani sejumlah klub Amerika Latin, seperti Universitario de Deportes, El Porvenir, Cienciano, Santiago Morning, dan Universidad de Santiago FC sebelum akhirnya dipinang Real Mataram.
12. Tangerang Wolves
Pelatih : Paulo Camargo (Brasil)
Di negara asalnya, Brasil, Paulo Camargo dikenal pelatih yang sangat serius dalam menangani tim dan jeli menciptakan pemain berbakat. Salah satu anak didiknya adalah Kaka ketika masih bermain di tim junior São Paulo Futebol Clube. Kini, kemampuan tersebut dapat ditularkan ke Indonesia. Kita nantikan siapa pemain muda cemerlang yang dilahirkan Camargo bersama Tangerang Wolves.
http://www.tempointeraktif.com/hg/lpi_fokus/2011/01/07/brk,20110107-304384,id.html
5 Pemain Asing Calon Bintang di Liga Primer Indonesia
Setelah mendapat lampu hijau dari Badan Olahraga Profesional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, Liga Primer Indonesia bergulir mulai Sabtu nanti. Sebanyak 19 klub telah menyatakan kesiapannya berlaga di Liga Primer Indonesia.
Liga Primer Indonesia dianggap sebagai breakaway league yaitu kompetisi baru yang mandiri, termasuk bebas dari campur tangan PSSI, dengan pengelolaan yang bisa menguntungkan klub. Liga Primer Indonesia juga menawarkan aksi pemain-pemain asing yang diperkirakan bersinar atau diistilahkan sebagaimarquee player.
Liga Primer Indonesia sempat merayu beberapa pemain bintang seperti Edgard Davids, Nicky Butt, Robbie Fowler, Diego Tristan, dan Rigobert Song untuk bergabung. Hingga kini belum ada kepastian mengenai kehadiran bintang-bintang tersebut. Namun, Liga Primer Indonesia dipastikan bakal disemarakkan para pemain asing.
Berikut ini beberapa pemain asing di Liga Primer Indonesia yang memiliki kiprah cukup gemilang di negara mereka:
1. Alexandre da Silva Mariano (Brasil)
Alexandre da Silva Mariano lebih dikenal dengan Amaral. Amaral telah sepakat bermain di klub Manado United. Gelandang bertahan asal Brasil ini sempat memperkuat dua tim serie A Italia, Parma dan Fiorentina. Amaral pernah memperkuat tim nasional senior Selecao 31 kali dalam kurun waktu 1996-2002. Ia terakhir bermain untuk Perth Glory, klub asal Australia.
2. Amancio Fortes (Angola)
Satu lagi pemain bintang yang sudah menandatangani kontrak adalah Amancio Fortes. Penyerang muda berbakat berusia 20 tahun asal Angola yang dikenal sebagai The African Wonder Boy ini, siap merumput dan menciptakan gol-gol indah bagi Semarang United.
3. Diego Bogado (Argentina)
Bogor Raya memboyong bek Diego Bogado dari River Plate. Meski terbilang berada di usia emas karier pesepakbola profesional, Bogado tidak ragu bertualang di Indonesia untuk membela Bogor Raya. Pemain 24 tahun yang sama baiknya dimainkan di kedua sayap itu sudah tiba di Bogor dari Argentina pada 10 Desember.
4. Aleksandra Vrteski (Australia)
Aleksandar Vrteski resmi dikontrak Solo FC. Bekas kiper Perth Glory di Liga Australia itu mengaku tak sabar merasakan atmosfer kompetisi sepak bola di Indonesia. Vrteski tergolong kiper berusia muda, 22 tahun. Saat membela timnas yunior Australia, kiper dengan tinggi 1,94 m itu sempat tampil pada Youth World Cup 2005 di Peru.
5. David Micevski (Australia)
Bersama Vrteski, Micevski menjadi legiun asing asal Australia yang memperkuat Solo FC. Gelandang berusia 24 tahun ini menjadi motor kesuksesan Perth Soccer Clubs saat menjuarai WA State League (satu level di bawah Liga Australia atau A-League) dan Piala Liga pada 2005. Mantan Manajer Teknik Perth Glory Mich d'Avray menilai Micevski sebagai salah satu bintang masa depan Liga Australia. Pada 2009, Micevski dinobatkan sebagai Pemain Terbaik WA State League.
http://www.tempointeraktif.com/hg/lpi_soccer_star/2011/01/07/brk,20110107-304394,id.html
Langganan:
Postingan (Atom)