SAN FRANCISCO, KOMPAS.com — Walau sama-sama menjadi layanan media sosial yang tengah naik daun, Twitter dan Facebook hingga kini belum menjalin kerja sama apa pun. Sebagai "saudara muda" yang memiliki basis pengguna lebih sedikit, Twitter sebenarnya tetap berharap bisa berkolaborasi dengan Facebook.
"Kami selalu bertanya dan melihat kemungkinan kerja sama. Namun, sejauh ini tidak ada tanda-tanda dari kedua pihak," ujar Evan Williams, salah satu pendiri Twitter, dalam konferensi Web 2.0 di San Francisco, AS, Kamis (18/11/2010). Evan Williams belum lama melepas jabatan CEO Twitter dan fokus pada pengembangan produk.
Williams menyatakan kekecewaannya karena Facebook melarang integrasi daftar kontak yang memungkinkan setiap pengguna bisa melihat apakah teman-temannya menggunakan kedua layanan tersebut atau tidak. Ia ingin sekali pengguna Twitter dapat langsung terhubung ke Facebook agar dapat pengalaman lebih baik.
"Tapi kami memahami posisi mereka. Mereka melihat social graph sebagai aset utamanya," ujar Williams. Sejauh ini pengguna Twitter paling-paling hanya bisa sekaligus update status di Facebook melalui aplikasi pihak ketiga.
Williams menyatakan kekecewaannya karena Facebook melarang integrasi daftar kontak yang memungkinkan setiap pengguna bisa melihat apakah teman-temannya menggunakan kedua layanan tersebut atau tidak. Ia ingin sekali pengguna Twitter dapat langsung terhubung ke Facebook agar dapat pengalaman lebih baik.
"Tapi kami memahami posisi mereka. Mereka melihat social graph sebagai aset utamanya," ujar Williams. Sejauh ini pengguna Twitter paling-paling hanya bisa sekaligus update status di Facebook melalui aplikasi pihak ketiga.
Sebagai gambaran, Facebook yang mulai online tahun 2004 telah menggaet pelanggan hingga 500 juta orang. Sementara itu, Twitter yang baru beroperasi pada tahun 2006 kini sudah menggaet sekitar 165 juta pengguna.