Ada Fenomena Baru Sambut Tahun Baru

Bagikan ke teman :
...
Bisnis forex adalah salah satu bisnis online yang sangat diminati saat ini ditengah wabah pandemi yang tak kunjung usai. Justru pandemi saat ini bisa menjadi opportunity bagi kita untuk mendapatkan peluang meraih penghasilan tambahan. Segera BUKA AKUN kamu dan isi depositmu dan mulai Trading sekarang !!! Cara Buka Akun | Cara Deposit

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali IGAK Sutanaya menilai, perilaku anak-anak muda di Bali beberapa tahun belakangan dalam merayakan tahun baru menjadi fenomena baru dengan didominasi pesta kembang api, mercon, dan minuman keras.
"Fenomena itu tidak sesuai dengan tradisi, budaya dan kepribadian masyarakat setempat," kata Kakanwil Sutanaya saat acara dialog interaktif di RRI Stasiun Denpasar, Sabtu (1/1/2011).
Dia mengatakan, menjadi tugas dan kewajiban semua pihak, khususnya tokoh-tokoh lintas agama untuk mengajak masyarakat, khususnya generasi muda agar mampu mengendalikan diri, sehingga bisa melaksanakan mana yang patut dan mana yang tidak dilaksanakan dalam menyambut tahun baru.
Di kawasan Kota Denpasar dan daerah lainnya di Bali pada malam peralihan tahun 2010 ke 2011 diwarnai pesta kembang api, mercon dan petasan, sehingga suara-suara menggelegar terdengar di mana-mana.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, misalnya pada malam peralihan tahun baru itu menerima 13 pasien akibat ledakan mercon, petasan dan kembang api, meski tidak sampai merenggut korban jiwa.
IGAK Sutanaya mengajak tokoh lintas agama di Bali untuk ikut memberikan solusi dalam mengatasi fenomena baru dalam setiap menyambut tahun baru, agar tidak sampai berdampak negatif yang lebih luas.
"Kalau minun itu boleh, tidak ada larangannya, bahkan sangat baik untuk menjaga kesehatan, namun jangan sampai berlebihan hingga menyebabkan mabuk," ujar IGAK Sutanaya.
Oleh sebab itu pihaknya ke depan dengan merangkul tokoh-tokoh lintas agama dan berbagai pihak yang terkait lebih meningkatkan pendidikan kualitas agama dan keagamaan di daerah ini, dengan sasaran Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan tinggi.
Selain itu lebih mengintensifkan pelaksanaan Utawa Dharma Gita, lomba pembacaan ayat-ayat suci agama Hindu dan jamboe pelajar lintas agama dengan harapan mampu mengarahkan anak-anak muda untuk berprilaku sesuai norma agama, terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dia mengakui, tugas dan tanggung jawab itu sangat berat, yang memerlukan dukungan dan peranserta semua pihak, agar generasi muda dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan.
http://regional.kompas.com/read/2011/01/01/10295278/Ada.Fenomena.Baru.Sambut.Tahun.Baru-5

Pembaca kami juga menyukai