Seorang pria asal Meksiko, Jose Salvador Alvarenga, berhasil berjuang hidup selama 14 bulan di atas laut tanpa bekal apapun. Kapal yang ditumpanginya berhasil mencapai daratan Ebon Atoll yang terletak di ujung selatan Kepulauan Marshall dan diselamatkan warga setempat.
Kepada Mail Online, Senin 3 Februari 2014, ia bercerita mampu bertahan hidup hanya dengan memakan ikan mentah, daging burung camar, hingga meminum darah penyu selama tak ada hujan.
"Aku masih hidup dan tidak percaya," kata Jose. "Saya tidak ingat banyak tentang perjalanan saya. Hal ini sudah menyatu dalam pikiran bahwa hanya ada laut dan laut."
Apa yang dialami Jose bermula ketika kapal yang ditumpangi Jose dan rekannya, seorang nelayan remaja, dihantam ombak sehingga menyebabkan mesin kapal rusak. Ini terjadi pada 21 Desember 2012. Akhirnya, kapal yang ditumpang tersebut terus melaju tanpa arah hingga ke tengah laut bahkan hingga menyeberang Samudera Pasifik. Temannya kemudian meninggal setelah empat bulan di atas kapal sehingga ia melanjutkan perjuangannya sendiri untuk bertahan hidup hari demi hari hingga berbulan-bulan.
Selama bertahan hidup, Jose terpaksa meminum air kencingnya sendiri saat tak ada hujan dan melahap daging burung camar mentah-mentah. "Saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya ada di sini (daratan)," ujarnya. Ia mengaku telah terbawa lebih dari 8.000 mil atau sekitar 12.800 kilometer dari negara asalnya, Meksiko. Selama di atas lautan itu pula, ia selalu teringat pada keluarganya.
Ketika terdampar, ia langsung diselamatkan oleh masyarakat setempat dan dibawa ke rumah sakit yang terletak di ibukota Kepulauan Marshall, Majuro. Pria yang bercerita dalam bahasa Spanyol ini mengatakan, terombang-ambing di lautan dalam waktu lama membuatnya tak mengingat banyak tentang informasi keluarganya. Ia mengaku sangat ingin menelepon keluarganya -terutama putrinya yang berusia 10 tahun- di El Salvador namun tak dapat mengingat nama desa atau nomor telepon. "Saya lupa banyak hal."
Kepala imigrasi Kepulauan Marshall Damien Jacklick mengatakan, dengan bantuan duta besar Amerika Serikat, pihaknya dapat menemukan informasi tentang keluarga Jose di El Salvador dan Amerika Serikat. "Kami berharap informasi ini akan membantu kami melacak keluarganya," kata Jacklick.
Jose sendiri tak ingat berapa usianya saat ini. Dengan bantuan penerjemah, ia mengatakan usianya sekitar 36 sampai 38 tahun, meskipun apa yang dialaminya membuatnya tampak jauh lebih tua.
Saat ditemukan oleh warga desa Ebon Atoll, kondisi Jose sangat berantakan. Rambutnya acak-acakan dengan janggut tebal, memakai celana pendek yang sudah compang-camping dan membusuk oleh garam air laut.
Sumber