Bayi 2,9 Tahun Sudah jadi Pecandu Rokok
Bagikan ke teman :
...
Bisnis forex adalah salah satu bisnis online yang sangat diminati saat ini ditengah wabah pandemi yang tak kunjung usai. Justru pandemi saat ini bisa menjadi opportunity bagi kita untuk mendapatkan peluang meraih penghasilan tambahan. Segera BUKA AKUN kamu dan isi depositmu dan mulai Trading sekarang !!! Cara Buka Akun | Cara Deposit
Mungkin Anda pernah membaca balita jago rkok di Jawa Timur, ternyata di Kalbar juga ada. SL, balita berusia 2,9 tahun asal Dusun Nirwana, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap sejak tiga bulan terakhir menjadi pecandu rokok.
"Dia sudah sudah mulai merokok sejak umur 2 tahun 6 bulan. Kami berdua sudah berusaha mencegahnya, namun kalau tidak diberi dia selalu nangis dan tidak mau berhenti kalau belum diberi rokok," kata Pinah, ibu SL di Sungai Kakap, Sabtu sore.
Menurut Pinah, kebiasaan anaknya itu mulai timbul karena faktor ayahnya, Sapi'i, yang biasa merokok di depan anaknya.
Dia menceritakan, tanpa sepengtahuan kedua orang tuanya, SL mengambil rokok ayahnya yang biasa terletak di atas meja dan menghisapnya sendiri.
"Waktu itu sudah kami marahi, tapi saat rokoknya diambil dia menangis dan tidak mau berhenti. Setelah diberi, baru dia diam, sampai sekarang masih seperti itu, dan kami juga bingung untuk menghentikannya, jadi kami biarkan saja," tutur Pinah.
Pinah juga mengaku sudah kewalahan memenuhi kebutuhan rokok SL. Pasalnya, dalam sehari SL bisa menghabiskan setengah bungkus rokok.
Mulai dari rokok filter, mild, keretek hingga "longlat" juga diisap oleh SL.
"Kalau ada obat untuk SL pastinya akan kami berikan biar dia berhenti merokok. Kami sudah coba menghentikannya, sampai-sampai memberi rokok tersebut cabai, tapi SL masih juga tidak mau berhenti merokok," kata Pinah.
Melihat kondisi SL, menimbulkan keprihatinan bagi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan.
"Terus terang saya sangat kesal melihat keluarga yang membiarkan SL merokok, seharusnya biarkan saja SL menangis, kan bisa dialihkan perhatiannya kepada permainan atau hal lain yang disukainya, namun kalau terus diberi rokok jelas itu salah besar," kata Rosalina saat melihat langsung kondisi SL di Sungai Kakap.
Rosalina sendiri mengaku akan mencari jalan keluar untuk menghilangkan kebiasaan SL yang senang merokok.
Dia menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kubu Raya untuk memberikan pengertian secara langsung kepada orang tua SL dan menggunakan jasa psikolog anak untuk menghilangkan kebiasaan anak tersebut.
"Kasihan, kalau dibiarkan terus, paru-parunya masih lemah karena baru dua tahun lebih, yang jelas kita akan cari cara untuk menolongnya," ucap Rosalina. (*)
http://www.tribunnews.com/2010/12/12/aduh-bayi-29-tahun-sudah-jadi-pecandu-rokok
Pembaca kami juga menyukai