Karen Perrin, asisten perempuan di kantor Yayasan Bill dan Melinda Gates di Ibu Kota Washington, Amerika Serikat, terjebak di dalam toilet pada Jumat malam lalu.
Hari itu dia bekerja hingga larut malam sekitar pukul 22.00 untuk menyiapkan segala hal bagi keperluan bosnya ke luar negeri. Dia menelepon suaminya di rumah untuk memberitahu dia akan pulang dan tiba di rumah sekitar 10-15 menit lagi, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (12/12).
Setelah pekerjaannya selesai dia pun berkemas dan siap pulang. Tapi dia memutuskan ke toilet dulu sebelum pulang. Dia meninggalkan telepon selulernya di meja kerja.
Setelah berada di dalam toilet dan mencuci tangannya dia beranjak ke pintu tapi ternyata pintu itu terkunci.
"Kedengarannya gila, tapi saya lalu mencuci tangan lagi berharap keadaan berubah," ujar Perrin kepada stasiun televisi ABC News.
Lalu dia mencoba menendang pintu itu tapi pintu tetap terkunci.
"Saat itulah saya sadar. Saya terkunci di dalam."
"Saya merasa putus asa dan seperti mau mati karena kalut," kata dia.
Karena tak bisa menelepon, Perrin mengambil tisu toilet dan mencoba menggerak-gerakan kertas tisu yang dia selipkan di bawah pintu. Dia berharap petugas keamanan melihat gerakan tisu itu dari kamera pengintai gedung.
"Tapi setelah mencoba beberapa lama saya menyadari harus melakukan sesuatu."
Akhirnya Perrin mendapatkan ide untuk melubangi dinding menggunakan benda metal di dalam toilet itu.
Seperti kisah di film terkenal Shawshank Redemption (1994) tentang narapidana yang kabur dari penjara dengan melubangi tembok selama 20 tahun, setelah berusaha selama lebih dari dua jam akhirnya dia berhasil melubangi dinding toilet untuk meraih gagang pintu dari luar dan berhasil membukanya.
"Saya menangis ketika berhasil keluar. Saya merasa seperti baru terbebas dari mimpi buruk. Seperti ketika Anda mimpi buruk lalu terbangun dengan napas ngos-ngosan lalu tersadar bahwa itu hanya mimpi," kata Perrin.
Sumber