Ketika lingkar perutnya membengkak dari 81 cm (32 inci) ke 124 cm (49 inci), Janet Delaney langsung memeriksakan perutnya ke dokter. Menurut dokter ia terkena sindrom iritasi usus besar (IBS) dan memberinya obat.
Namun obat-obatan yang diberikan dokter tidak membuat perutnya mengecil, malah sebaliknya perutnya terus membuncit seperti perempuan hamil.
Meski dia tahu sedang tidak hamil, namun orang-orang yang berjumpa dan kenal dengannya selalu mengiranya hamil. Mereka selalu menanyakan kapan anaknya lahir atau ketika di bus orang selalu menawarkan tempat duduk karena dikira sedang hamil.
Karena sakitnya tak kunjung sembuh, Janet akhirnya pergi pusat penanganan luka hingga tiga kali namun lagi-lagi mereka mendiagnosa hal yang sama yakni IBS.
Janet yang sangat yakin perutnya punya masalah serius, memaksa dokter untuk melakukan scan ultrasound. Dan benar dokter akhirnya menemukan kista ovarium yang sangat besar yang berisko bisa berubah menjadi kanker.
Janet yang berprofesi sebagai resepsionis di klinik gigi, tinggal di Manchester bersama suaminya Paul. Ia memiliki anak perempuan bernama Devri berusia 24 tahun dan anak lelaki bernama Robson usia 17 tahun.
Menurut Janet, dia sudah merasakan ketidaknyamanan di perutnya sejak Desember 2008. Ia memastikan sangat jelas dirinya tidak hamil karena sudah melakukan sterilisasi sejak 13 tahun lalu.
"Aku begitu muak karena berkali-kali diberitahu penyakitnya adalah adalah sindrom iritasi usus besar, bagaimana orang bisa melewatkan kista sebesar itu," kata Janet seperti dilansir dari dailymail, Senin (14/12/2009).
Janet kemudian menjalani operasi pengangkatan kista pada Maret 2009 di Christie's Hospital di Manchester. Dokter mengeluarkan kista sebesar 7,65 kg dari perutnya. Dokter mengatakan kista sebesar itu menunjukkan batas yang bisa berubah menjadi kanker dan berhasil mengangkat semuanya.
"Saya tidak bisa mengira kista itu bisa menjadi kanker, saya merasa senang karena telah melakukan tindakan benar sebelum menjadi semakin parah," katanya.
Setelah operasi, Janet kehilangan bobot 8,55 kg. Kini Janet harus melakukan tes darah setiap enam bulan sekali untuk memeriksa apakah ada jaringan kanker atau tidak pasca pengangkatan kista ovariumnya.
"Saya ingin perempuan-perempuan lain belajar dari pengalaman saya," katanya.
Terbentuknya kista terjadi setiap bulan saat seorang perempuan mengalami menstruasi. Kista biasanya akan menghilang. Namun, kadang kala justru terus berkembang dan semakin membesar. Bahkan, muncul kista-kista lain yang tidak ada kaitannya dengan proses ovulasi.
Jenis kista seperti ini yang perlu diwaspadai sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui apakah berbahaya atau tidak untuk menentukan penanganan yang yang lebih serius.
Kista disebut normal dilihat dari besar kecilnya diameter melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Jika masih normal biasanya menghilang dengan sendirinya meski tetap harus diamati apakah akan mengalami pembesaran atau tidak.
Pembesaran kista dapat terjadi dengan cepat yang kadang tidak disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala. Itu sebabnya diagnosa awal agak sulit dilakukan.
Gejala-gejala seperti perut yang agak buncit serta bagian bawah perut terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukurannya sudah cukup besar. Kista yang sudah mengalami pembesaran perlu tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.
Setelah diangkat, pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.
Namun obat-obatan yang diberikan dokter tidak membuat perutnya mengecil, malah sebaliknya perutnya terus membuncit seperti perempuan hamil.
Meski dia tahu sedang tidak hamil, namun orang-orang yang berjumpa dan kenal dengannya selalu mengiranya hamil. Mereka selalu menanyakan kapan anaknya lahir atau ketika di bus orang selalu menawarkan tempat duduk karena dikira sedang hamil.
Karena sakitnya tak kunjung sembuh, Janet akhirnya pergi pusat penanganan luka hingga tiga kali namun lagi-lagi mereka mendiagnosa hal yang sama yakni IBS.
Janet yang sangat yakin perutnya punya masalah serius, memaksa dokter untuk melakukan scan ultrasound. Dan benar dokter akhirnya menemukan kista ovarium yang sangat besar yang berisko bisa berubah menjadi kanker.
Janet yang berprofesi sebagai resepsionis di klinik gigi, tinggal di Manchester bersama suaminya Paul. Ia memiliki anak perempuan bernama Devri berusia 24 tahun dan anak lelaki bernama Robson usia 17 tahun.
Menurut Janet, dia sudah merasakan ketidaknyamanan di perutnya sejak Desember 2008. Ia memastikan sangat jelas dirinya tidak hamil karena sudah melakukan sterilisasi sejak 13 tahun lalu.
"Aku begitu muak karena berkali-kali diberitahu penyakitnya adalah adalah sindrom iritasi usus besar, bagaimana orang bisa melewatkan kista sebesar itu," kata Janet seperti dilansir dari dailymail, Senin (14/12/2009).
Janet kemudian menjalani operasi pengangkatan kista pada Maret 2009 di Christie's Hospital di Manchester. Dokter mengeluarkan kista sebesar 7,65 kg dari perutnya. Dokter mengatakan kista sebesar itu menunjukkan batas yang bisa berubah menjadi kanker dan berhasil mengangkat semuanya.
"Saya tidak bisa mengira kista itu bisa menjadi kanker, saya merasa senang karena telah melakukan tindakan benar sebelum menjadi semakin parah," katanya.
Setelah operasi, Janet kehilangan bobot 8,55 kg. Kini Janet harus melakukan tes darah setiap enam bulan sekali untuk memeriksa apakah ada jaringan kanker atau tidak pasca pengangkatan kista ovariumnya.
"Saya ingin perempuan-perempuan lain belajar dari pengalaman saya," katanya.
Terbentuknya kista terjadi setiap bulan saat seorang perempuan mengalami menstruasi. Kista biasanya akan menghilang. Namun, kadang kala justru terus berkembang dan semakin membesar. Bahkan, muncul kista-kista lain yang tidak ada kaitannya dengan proses ovulasi.
Jenis kista seperti ini yang perlu diwaspadai sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui apakah berbahaya atau tidak untuk menentukan penanganan yang yang lebih serius.
Kista disebut normal dilihat dari besar kecilnya diameter melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Jika masih normal biasanya menghilang dengan sendirinya meski tetap harus diamati apakah akan mengalami pembesaran atau tidak.
Pembesaran kista dapat terjadi dengan cepat yang kadang tidak disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala. Itu sebabnya diagnosa awal agak sulit dilakukan.
Gejala-gejala seperti perut yang agak buncit serta bagian bawah perut terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukurannya sudah cukup besar. Kista yang sudah mengalami pembesaran perlu tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.
Setelah diangkat, pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.
Jangan Lupa Di Like Ya Gan...
--
Source: http://mrcoppas.blogspot.com/2011/08/kisah-seorang-ibu-paling-memilukan.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com