Jauh sebelum perancang menciptakan sepatu-sepatu cantik dan mahal, wanita sebenarnya sudah tergila-gila pada sepatu. Membeli sepatu baru terkadang menimbulkan efek pembangkit mood yang luar biasa bagi wanita. Hal ini bukan tanpa sebab. Ketahui tiga alasan mengapa wanita tergila-gila dan kecanduan pada sepatu.
1. Kerja otak
Hal yang harus diketahui adalah perasaan seseorang akan membaik ketika mencoba pakaian, sepatu atau aksesori tubuh. "Neurotransmiter dopamin dilepaskan, menciptakan perasaan lebih baik, efeknya mirip dengan ketika mengonsumsi obat-obatan. Dopamin akan terus meningkat sampai Anda menggesek kartu kredit Anda," kata Martin Lindstrom, penulis buku 'Truth and Lies About Why We Buy', seperti dikutip dari cosmopolitan.com.
Biasanya, rasa bersalah akan muncul setelah membeli barang yang tak terlalu dibutuhkan, kecuali ketika membeli sepatu. Pembeli cenderung merasionalisasi membeli sepatu sebagai alasan praktis, yaitu sesuatu yang mereka dapat pakai berkali-kali. Membeli sepatu baru juga merangsang daerah korteks prefrontal otak yang disebut collecting spot.
"Sepatu adalah barang koleksi, seperti mengumpulkan ukiran berseni tinggi. Mengoleksi sepatu akan membuat aliran adrenalin makin terpacu dan menciptakan kepuasan," Suzanne Ferriss, PhD, editor buku 'Footnotes: On Shoes'.
2. Gambaran kekuatan
Semua jenis perasaan bahagia akan lebih intensifkan ketika Anda memilih sepatu tumit tinggi. Kondisi ini tentu saja karena alasan biologis. "Layaknya binatang, kita mengasosiasikan tinggi badan sebagai sebuah kekuatan," kata Helen Fisher, Ph.D., profesor antropologi di Universitas Rutgers, AS.
Sepatu tumit tinggi secara harafiah bisa membuat status seseorang menjadi lebih tinggi saat memakainya. Jika dilihat dari sejarah, dulu hanya orang-orang kaya memakai sepatu hak tinggi.
"Sepatu juga menjadi ukuran kelas sosial, meskipun saat ini tidak menjadi patokan tetapi hal itu masih berpengaruh," ujar Fisher menambahkan.
3. Pemulihan seksual
Alasan lainnya wanita kecanduan sepatu adalah seks. Sepatu tumit tinggi bisa dikatakan benda yang 'licik', Anda tentu ingin tahu alasannya. "Ketika seorang wanita memakai sepatu tumit tinggi, diasumsikan berpose sebagai primata yang siap kawin atau disebut lordosis. Bokong akan terangkat dan tercipta lengkungan punggung yang indah," kata Fisher.
Lalu, menurut Daniel Amen, MD, penulis 'The Brain in Love', pikiran banyak orang juga mungkin mengaitkan antara kaki dan seks. "Area otak yang berkomunikasi dengan alat kelamin berada tepat di sebelah area yang berhubungan dengan kaki. Daerah ini saling berbagai saraf, yang mungkin menjadi alasan mengapa sepatu dapat menimbulkan kesan erotis bagi wanita," ujar Amen.
• VIVAnews
1. Kerja otak
Hal yang harus diketahui adalah perasaan seseorang akan membaik ketika mencoba pakaian, sepatu atau aksesori tubuh. "Neurotransmiter dopamin dilepaskan, menciptakan perasaan lebih baik, efeknya mirip dengan ketika mengonsumsi obat-obatan. Dopamin akan terus meningkat sampai Anda menggesek kartu kredit Anda," kata Martin Lindstrom, penulis buku 'Truth and Lies About Why We Buy', seperti dikutip dari cosmopolitan.com.
Biasanya, rasa bersalah akan muncul setelah membeli barang yang tak terlalu dibutuhkan, kecuali ketika membeli sepatu. Pembeli cenderung merasionalisasi membeli sepatu sebagai alasan praktis, yaitu sesuatu yang mereka dapat pakai berkali-kali. Membeli sepatu baru juga merangsang daerah korteks prefrontal otak yang disebut collecting spot.
"Sepatu adalah barang koleksi, seperti mengumpulkan ukiran berseni tinggi. Mengoleksi sepatu akan membuat aliran adrenalin makin terpacu dan menciptakan kepuasan," Suzanne Ferriss, PhD, editor buku 'Footnotes: On Shoes'.
2. Gambaran kekuatan
Semua jenis perasaan bahagia akan lebih intensifkan ketika Anda memilih sepatu tumit tinggi. Kondisi ini tentu saja karena alasan biologis. "Layaknya binatang, kita mengasosiasikan tinggi badan sebagai sebuah kekuatan," kata Helen Fisher, Ph.D., profesor antropologi di Universitas Rutgers, AS.
Sepatu tumit tinggi secara harafiah bisa membuat status seseorang menjadi lebih tinggi saat memakainya. Jika dilihat dari sejarah, dulu hanya orang-orang kaya memakai sepatu hak tinggi.
"Sepatu juga menjadi ukuran kelas sosial, meskipun saat ini tidak menjadi patokan tetapi hal itu masih berpengaruh," ujar Fisher menambahkan.
3. Pemulihan seksual
Alasan lainnya wanita kecanduan sepatu adalah seks. Sepatu tumit tinggi bisa dikatakan benda yang 'licik', Anda tentu ingin tahu alasannya. "Ketika seorang wanita memakai sepatu tumit tinggi, diasumsikan berpose sebagai primata yang siap kawin atau disebut lordosis. Bokong akan terangkat dan tercipta lengkungan punggung yang indah," kata Fisher.
Lalu, menurut Daniel Amen, MD, penulis 'The Brain in Love', pikiran banyak orang juga mungkin mengaitkan antara kaki dan seks. "Area otak yang berkomunikasi dengan alat kelamin berada tepat di sebelah area yang berhubungan dengan kaki. Daerah ini saling berbagai saraf, yang mungkin menjadi alasan mengapa sepatu dapat menimbulkan kesan erotis bagi wanita," ujar Amen.