Pada jaman ibu atau nenek kita, jika perempuan sangat update dengan teknologi informasi pasti ada kasak-kusuk yang mengatakan bahwa mereka berada pada ranah maskulin dan bergabung dengan para pria. Kelangkaan perempuan di bidang ini menjadikan sedikit perempuan yang bersentuhan dengan teknologi ini sangat istimewa. Namun itu adalah kondisi sebelum teknologi dan informasi menjadi user friendly. Keterbatasan penguasaan teknologi tidak lagi menjadi isu utama namun justru menjadi keharusan bagi perempuan untuk tahu dan mengikutinya semaksimal mungkin.
Pada suatu saat, jika ada perempuan yang berkata bahwa dia adalah perempuan yang termasuk kategori gagap teknologi, coba saja anda periksa perlengkapan komunikasi apa yang dimilikinya. Biasanya anda akan menemukan minimal satu smartphone atau setidaknya handphone dengan fitur-fitur yang lumayan lengkap untuk sedikit melek teknologi. Selain itu jangan pernah meremehkan ibu rumah tangga dengan menyangka hanya perempuan muda atau pekerja yang update dengan teknologi. Para ibu rumah tangga ini meskipun bekerja dirumah, mereka juga mengikuti perkembangan teknologi dengan berbagai cara.
Teknologi yang semakin ramah dan efisien turut memberikan dampak bagi peningkatan kepercayaan diri perempuan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Maka tidak salah jika perempuan bisa jadi akan sama penguasaannya terhadap teknologi seperti halnya pria. Selain kemudahan dalam menggunakan, hal lain yang menjadikan teknologi semakin menarik adalah kemampuannya untuk melakukan berbagai hal dengan biaya yang jauh lebih ringan dan sangan efisien. Perempuan pasti suka dengan segala sesuatu yang berbau penghematan dan memperingan pekerjaan, apalagi dengan tambahan bahwa dengan mengakrabinya mereka bisa menjadi bagian dari trend yang berkembang saat ini.
Penemuan beberapa merek smartphone yang cukup stylish dengan fitur lengkap dan ramah memberikan peluang bagi perempuan untuk menggunakannnya dengan nyaman dan ada kecenderungan menjadikannya sahabat sejati. Salah seorang teman pria bahkan pernah mengeluh bahwa istrinya sangat dekat dengan blackberry-nya bahkan ia akan mendahulukan untuk menjawab bbm, e-mail atau apapun yang muncul dari gadgetnya tersebut, sampai-sampai muncul ucapan “rasanya kalau telat jawab itu berdosa banget”.
Pada suasana yang berbeda, analisa teman pria lain secara jelas mengatakan bahwa keberadaangadget dalam bentuk smartphone atau notebook/netbook membuat perempuan dan juga ibu-ibu kembali tertarik mengakses berita di berbagi portal berita, setelah sebelumnya disinyalir perempuan sangat malas membaca Koran. Maka bisa dilihat bagaimana teknologi yang memberikan akses, efisiensi serta kenyamanan langsung mendapat hati perempuan saat ini.
Dalam riset mengenai perempuan dan teknologi yang dilakukan terhadap 1.301 responden diketahui bahwa 30 persen perempuan sangat mengakrabi dan mengakses internet untuk berbagai keperluan. Dominasi perempuan yang lekat dengan kemajuan teknologi terutama yang terkait dengan internet berusia anatara 16 – 35 tahun, sehingga bisa dikatakan bahwa perempuan muda sangat akrab dan mulai melekatkan diri dengan teknologi.
Maka tidak salah jika teknologi informasi menjadi bagian dari gaya hidup perempuan di Indonesia. Keterlibatan 45 persen perempuan dalam berbagai akun social media juga ikut mengukuhkan kemampuan mereka dalam penguasaan dan menjadi bagian dari perkembangan teknologi.
Menurut Anita Borg di Institute for Women and technology “….We use technology to connect our communities. We create technology because it is who we are — intelligent, creative and driven. We lead with compassion and a belief in inclusion. We develop competitive products and find solutions to problems that impact our lives, our nation, our world.
Bisa dikatakan dari teori keterlibatan perempuan dan teknologi kemudian bisa dilihat bagaimana penguasaan teknologi ini kemudian tidak digunakan hanya untuk meningkatkan pencitraan dirinya sendiri namun juga supaya memperoleh pengakuan dari teman-teman, keluarga dan lingkuannya, selain itu mereka menggunakannya untuk tetap bisa selalu terhubung dengan dunia di sekitar mereka dan bahkan menjadi salah satu problem untuk menyelesaikan masalah jarak yang memisahkan perempuan dengan orang-orang terdekatnya.
Bagi pemilik produk jangan pernah mengabaikan penguasaan perempuan terhadap teknologi. Anda bisa lihat, bagaimana produk-produk yang hanya dipasarkan melalui internet dan juga sosial media kemudian bisa mendatangkan crowd perempuan yang memiliki kuantitas yang luar biasa. Dengan teknologi, perempuan bisa dengan mudah bersentuhan dengan produk kita tanpa perlu repot-repot dan keluar biaya tinggi hanya untuk mengetahui secara detail atau terlibat dalam programnya. Hal ini bisa jadi akan meningkatan awareness perempuan terhadap produk dan merek kita dengan cepat, apa lagi ditambah jika mereka pun aktif untuk menjadi word of mouth tanpa perlu diminta apakah tersebar melalui tagging facebook, e-mail, pembahasan di blog, Re-tweet di twitter, bbm dan lain sebagainya.
Jangan pandang sebelah mata pada perempuan jika terkait dengan teknologi, ajari perempuan untuk memahami teknologi maka mereka akan mudah untuk jatuh cinta pada produk atau merek anda. Selain itu, gunakan teknologi dan informasi untuk menyentuh perempuan dengan kejujuran sehingga mereka akan sangat mau untuk mengikuti upadate anda dan juga menyebarkannya.Technology is part of women lifestyle, use it wisely.
-------------------
Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap hampir 1301 responden perempuan di 8 kota besar di Indonesia, SES A-D, Usia 16-50 tahun, yang dilakukan bulan Mei - Juni 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.
Tulisan 44 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com
Teknologi yang semakin ramah dan efisien turut memberikan dampak bagi peningkatan kepercayaan diri perempuan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Maka tidak salah jika perempuan bisa jadi akan sama penguasaannya terhadap teknologi seperti halnya pria. Selain kemudahan dalam menggunakan, hal lain yang menjadikan teknologi semakin menarik adalah kemampuannya untuk melakukan berbagai hal dengan biaya yang jauh lebih ringan dan sangan efisien. Perempuan pasti suka dengan segala sesuatu yang berbau penghematan dan memperingan pekerjaan, apalagi dengan tambahan bahwa dengan mengakrabinya mereka bisa menjadi bagian dari trend yang berkembang saat ini.
Penemuan beberapa merek smartphone yang cukup stylish dengan fitur lengkap dan ramah memberikan peluang bagi perempuan untuk menggunakannnya dengan nyaman dan ada kecenderungan menjadikannya sahabat sejati. Salah seorang teman pria bahkan pernah mengeluh bahwa istrinya sangat dekat dengan blackberry-nya bahkan ia akan mendahulukan untuk menjawab bbm, e-mail atau apapun yang muncul dari gadgetnya tersebut, sampai-sampai muncul ucapan “rasanya kalau telat jawab itu berdosa banget”.
Pada suasana yang berbeda, analisa teman pria lain secara jelas mengatakan bahwa keberadaangadget dalam bentuk smartphone atau notebook/netbook membuat perempuan dan juga ibu-ibu kembali tertarik mengakses berita di berbagi portal berita, setelah sebelumnya disinyalir perempuan sangat malas membaca Koran. Maka bisa dilihat bagaimana teknologi yang memberikan akses, efisiensi serta kenyamanan langsung mendapat hati perempuan saat ini.
Dalam riset mengenai perempuan dan teknologi yang dilakukan terhadap 1.301 responden diketahui bahwa 30 persen perempuan sangat mengakrabi dan mengakses internet untuk berbagai keperluan. Dominasi perempuan yang lekat dengan kemajuan teknologi terutama yang terkait dengan internet berusia anatara 16 – 35 tahun, sehingga bisa dikatakan bahwa perempuan muda sangat akrab dan mulai melekatkan diri dengan teknologi.
Maka tidak salah jika teknologi informasi menjadi bagian dari gaya hidup perempuan di Indonesia. Keterlibatan 45 persen perempuan dalam berbagai akun social media juga ikut mengukuhkan kemampuan mereka dalam penguasaan dan menjadi bagian dari perkembangan teknologi.
Menurut Anita Borg di Institute for Women and technology “….We use technology to connect our communities. We create technology because it is who we are — intelligent, creative and driven. We lead with compassion and a belief in inclusion. We develop competitive products and find solutions to problems that impact our lives, our nation, our world.
Bisa dikatakan dari teori keterlibatan perempuan dan teknologi kemudian bisa dilihat bagaimana penguasaan teknologi ini kemudian tidak digunakan hanya untuk meningkatkan pencitraan dirinya sendiri namun juga supaya memperoleh pengakuan dari teman-teman, keluarga dan lingkuannya, selain itu mereka menggunakannya untuk tetap bisa selalu terhubung dengan dunia di sekitar mereka dan bahkan menjadi salah satu problem untuk menyelesaikan masalah jarak yang memisahkan perempuan dengan orang-orang terdekatnya.
Bagi pemilik produk jangan pernah mengabaikan penguasaan perempuan terhadap teknologi. Anda bisa lihat, bagaimana produk-produk yang hanya dipasarkan melalui internet dan juga sosial media kemudian bisa mendatangkan crowd perempuan yang memiliki kuantitas yang luar biasa. Dengan teknologi, perempuan bisa dengan mudah bersentuhan dengan produk kita tanpa perlu repot-repot dan keluar biaya tinggi hanya untuk mengetahui secara detail atau terlibat dalam programnya. Hal ini bisa jadi akan meningkatan awareness perempuan terhadap produk dan merek kita dengan cepat, apa lagi ditambah jika mereka pun aktif untuk menjadi word of mouth tanpa perlu diminta apakah tersebar melalui tagging facebook, e-mail, pembahasan di blog, Re-tweet di twitter, bbm dan lain sebagainya.
Jangan pandang sebelah mata pada perempuan jika terkait dengan teknologi, ajari perempuan untuk memahami teknologi maka mereka akan mudah untuk jatuh cinta pada produk atau merek anda. Selain itu, gunakan teknologi dan informasi untuk menyentuh perempuan dengan kejujuran sehingga mereka akan sangat mau untuk mengikuti upadate anda dan juga menyebarkannya.Technology is part of women lifestyle, use it wisely.
-------------------
Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap hampir 1301 responden perempuan di 8 kota besar di Indonesia, SES A-D, Usia 16-50 tahun, yang dilakukan bulan Mei - Juni 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.
Tulisan 44 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/12/09/21582516/Siapa.Perempuan.yang.Gagap.Teknologi.-4