Satelit Jepang Menembus Planet Venus

Bagikan ke teman :
...
Bisnis forex adalah salah satu bisnis online yang sangat diminati saat ini ditengah wabah pandemi yang tak kunjung usai. Justru pandemi saat ini bisa menjadi opportunity bagi kita untuk mendapatkan peluang meraih penghasilan tambahan. Segera BUKA AKUN kamu dan isi depositmu dan mulai Trading sekarang !!! Cara Buka Akun | Cara Deposit

Jepang makin menunjukkan tajinya dalam penjelajahan luar angkasa. Tak hanya berhasil mendaratkan roket Hayabusa yang membawa membawa sampel asteroid pertama ke Bumi.

Selasa 7 Desember 2010, satelit Jepang siap memasuki orbit Venus dalam misi dua tahun yang akan menjadi tonggak program luar angkasa negeri sakura itu. Sekaligus, menjawab pertanyaan soal iklim tetangga misterius Bumi itu.

Satelit yang dinamakan 'Akatsuki' yang berarti 'Fajar' akan menjadi satelit pertama Jepang yang mengorbit planet lain. Amerika Serikat dan Eropa telah lebih dulu melakukannya.

Para ilmuwan mengaku mereka sempat kehilangan kontak dengan satelit tanpa awak itu Selasa pagi.

Juru bicara Badan Antariksa Jepang (JAXA), Tsutomu Yoshioka mengatakan, akibat ganguan tersebut, dibutuhkan waktu beberapa jam lebih lama dari yang diharapkan untuk memutuskan status satelit.

Akatsuki yang diluncurkan 20 Mei 2010 dirancang untuk memantau aktivitas gunung berapi di Venus dan menyediakan data tentang cakupan awan tebal dan iklim, termasuk apakah planet ini memiliki petir. Satelit ini ini dilengkapi dengan kamera inframerah dan instrumen lainnya untuk melaksanakan misinya.

Satelit berharga US$300 juta ini ditujukan untuk mengorbit di sekitar Venus, mulai 300 kilometer sampai 80 ribu kilometer -- jarak yang memungkinkan memonitor pola cuaca secara komperehensif.

Salah satu misteri yang ingin dipecahkan para ilmuwan adalah intensitas angin permukaan Venus yang diyakini memiliki kecepatan sampai 360 kilometer per jam.

Menembus orbit Venus adalah sukses besar bagi Jepang yang pernah gagal menempatkan satelitnya di orbit mars. Satelit ke Mars yang diberi nama Nozomi, atau "Harapan" yang diluncurkan pada tahun 1998 mengalami serangkaian masalah teknis.

Untung satelit Hayabusa berhasil sukses memawa sample Asteroid Itokawa -- ini jadi dorongan semangat bagi program luar angkasa Jepang.

Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, Jepang dibayang-bayangi langkah besar China yang bahkan telah dua kali mengirimkan astronotnya ke luar angkasa sejak tahun 2003.

Padahal, Jepang duluan menjadi negara terkemuka di bidang penjelajahan luar angkasa dengan menjadi negara Asia pertama yang menempatkan satelitnya di sekitar orbit Bumi di tahun 1970 dan mampu mengembangkan roket pendorong yang handal.

Pembaca kami juga menyukai